Hot Borneo

Getol Budayakan Seni Lokal, Tabalong Diguyur Bantuan Kemendikbud

apahabar.com, TANJUNG – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada 2022 ini kembali menyalurkan bantuan program Gerakan…

Featured-Image
Upaya memperkenalkan budaya Madihin di atas Sungai Martapura, Pasar Terapung Lok Baintan. apahabar.com/Bahaudin Qusairi

bakabar.com, TANJUNG – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada 2022 ini kembali menyalurkan bantuan program Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS).

Se-Indonesia, dari ribuan kabupaten/kota hanya 26 yang lulus verifikasi dan audiensi dan mendapat bantuan tersebut, salah satunya Kabupaten Tabalong.

Di Tabalong terdapat 11 seniman yang mengajar seni budaya di 11 sekolah pada tingkat SD dan SMP.

10 seniman merupakan bantuan dana dari Kemendikbud dan satu seniman dari APBD Tabalong.

“Dalam mengajar mereka dibantu masing-masing satu asisten,” kata Kepala Bidang Kebudayaan pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Tabalong, Masdulhak Abdi, Selasa (7/6).

Adapun sekolah yang program GSMS dari Kemendikbud adalah SMPN 7 Tanjung,SMPN 6 Tanjung, SMPN 1 Kelua, SMPN 1 Haruai,SMPN 2 Upau, SMPN 5 Tanta,SDN Jangkung, SDN Warukin, SDN 2 Tantaringin dan SDN 1 Wayau. Sedangkan dari dana APBD Tabalong SDN 2 Pembataan.

Program tersebut bertujuan mengenalkan dan melestarikan seni budaya lokal daerah yang setelah pihaknya analisis banyak yang hampir-hampir hilang atau tidak tersosialiasikan maksimal.

“Sehingga tidak digemari di kalangan anak-anak,” ujarnya.

Kegiatan ini juga untuk memberdayakan kemurnian seniman, karena persyaratannya seniman yang mengajar tidak boleh bekerja di manapun baik di instansi swasta ataupun negeri.

Para seniman terpilih sebelumnya sudah melalui verifikasi dari Kemendikbud dan satu dipilih berdasarkan rekam jejaknya. Banyak terlibat dalam kesenian.

“Sehingga mereka ini bisa memberikan pengabdian terbaiknya pada satuan-satuan pendidikan,” sambung Abdi.

Para seniman itu nantinya mengajarkan madihin, seni pantun khas Banjar, termasuk panting, serta tarian.

Hal itu sudah dimulai setelah ujian sekolah lalu.

Pertemuan mengajar sebanyak 19 kali. Dua pertemuan terakhir untuk publikasi.

“Jadi semua kegiatan pelatihan itu akan dipentaskan,” ujarnya.

“Sehingga masyarakat mengetahui GSMS ini akan menghasilkan produk-produk seni budaya.”

Abdi bilang dalam pelaksanaannya para seniman mengajar di luar jam pelajaran.

“Siswa yang mendapat pelajaran seni budaya ini untuk SMP kelas VII dan VIII, sedangkan SD bagi siswa kelas IV sampai VI, durasinya dua jam,” pungkas Masdulhak Abdi.



Komentar
Banner
Banner