bakabar.com, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengingatkan generasi muda untuk belajar membaca data agar bisa mendorong Indonesia bergerak maju.
“Generasi milenial yang sangat berwawasan, tech savvy, dan berbasis data, jangan menjadi generasi yang mudah kaget. Jadilah generasi yang tahu tujuan, mendesain jalan Anda sendiri, dan pastikan bahwa Indonesia menuju ke tujuan yang kita semua sudah sepakati,” kata Sri Mulyani dalam kegiatan Indonesia Data and Economic Conference Katadata di Jakarta, Kamis (20/7).
Bendahara negara mengingatkan pentingnya kemampuan membaca data. Sebab, Indonesia berhasil melewati tiga krisis penting karena mampu membaca data dan mau belajar dari pengalaman. Ketiga krisis itu di antaranya krisis moneter tahun 1998, krisis keuangan global 2008, dan pandemi COVID-19.
Menurut Menkeu, kemampuan membaca data dan belajar dari pengalaman bukan suatu hal yang dimiliki oleh semua negara. Dia menyebut banyak negara yang tetap masuk ke lubang yang sama meski telah beberapa kali menghadapi krisis.
Baca Juga: Aksi Lintas Negara, Menkeu: RI Berantas Kejahatan Bidang Keuangan
Bahkan, sambung dia, terdapat negara yang tergolong sebagai negara maju pada 100 tahun yang lalu, namun kini masuk ke golongan negara berkembang. Sementara, ketika suatu negara sudah masuk ke dalam jajaran middle-income trap, maka sulit untuk keluar dan berprogres menjadi negara maju.
“It’s a trap. Ketika sudah terjebak, maka rakyat makin gelisah dan emosi. Setelah emosional, bisa jadi meledak. Maka dari itu, data itu menjadi permulaan yang baik. Negara yang mau baca data itu biasanya rasionalitasnya menjadi terlatih dan emosionalnya bisa dikelola,” jelas Sri Mulyani.
Sedangkan Indonesia saat ini sudah masuk ke dalam golongan upper-middle income country dengan Gross National Income (GNI) per kapita menjadi 4.580 dolar AS pada tahun 2022, sebagaimana yang diumumkan oleh Bank Indonesia pada 1 Juli 2023 lalu.
Baca Juga: Neraca Dagang Surplus, Kemenkeu: Bukti Kuat Posisi Keseimbangan RI
Hal itu mengindikasikan bahwa Indonesia menunjukkan progres perekonomian yang baik.
“Kita boleh punya optimisme bagus dan tinggi, karena Indonesia itu termasuk sedikit negara yang mau dan bisa belajar dari berbagai shock,” ujar Menkeu.