Gelombang Laut Tinggi

Gelombang Laut di NTT Mencapai 2,5 Meter, ASDP Kupang Tutup Sejumlah Rute Penyeberangan

PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Cabang Kupang menutup sementara jalur penyeberangan dari Kupang ke sejumlah daerah akibat cuaca buru

Featured-Image
Sejumlah kapal Ferry berlabuh di pelabuhan penyeberangan Bolok, Kabupaten Kupang, NTT. (Foto: Antara)

bakabar.com, JAKARTA - PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Cabang Kupang menutup sementara jalur penyeberangan dari Kupang ke sejumlah daerah akibat cuaca buruk di Nusa Tenggara Timur (NTT).

General Manajer PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Kupang Syamsuddin menerangkan penutupan sejumlah rute tersebut karena memang pihaknya lebih mengutamakan keselamatan penumpang yang akan berlayar.

Pasalnya tinggi gelombang di wilayah perairan NTT saat ini berkisar dari 1,5 hingga 2,5 meter, sehingga membahayakan penyeberangan.

"Tiga rute itu adalah Kupang-Rote Pulang Pergi (PP), Kupang-Lembata-Der (pulau Adonara), dan Kupang-Kalabahi (Alor),” katanya seperti dilansir Antara, Selasa (27/12).

Baca Juga: Cegah Kemacetan Kendaraan di Pelabuhan, ASDP: Penumpang Beli Tiket secara Daring

Dari ketiga rute tersebut hanya satu rute saja yang saat ini dibuka yakni rute Kupang-Hansisi (pulau Semau) yang berada tak jauh dari Pelabuhan Penyeberangan Bolok.

Kepada masyarakat NTT, ia meminta agar memahami kebijakan penutupan sementara ini. Lebih lanjut, ia mengatakan ini merupakan penutupan rute hari kedua, setelah pada Minggu (25/12) ASDP Kupang juga menutup sejumlah rute, akibat cuaca buruk.

Syamsuddin belum bisa memastikan kapan rute penyeberangan Kupang kapan akan dibuka kembali. Sebab, kondisi cuaca saat ini sering berubah-ubah.

Baca Juga: Arus Mudik Nataru, ASDP Catat 53.344 Orang Menyeberang lewat Pelabuhan Merak

“Kami belum bisa pastikan sampai kapan, tetapi kami memang selalu pantau maklumat pelayaran, dan juga memantau informasi dari BMKG, sebelum memutuskan untuk berlayar,” ujar dia.

Syamsudin juga menambahkan pihaknya berusaha agar mengambil keputusan dengan tepat, sebelum memutuskan kapal berlayar atau tidak.

“Kan kasihan, kalau kita suruh berlayar, lalu tiba-tiba gelombang tinggi di jalan, maka otomatis kapal akan kembali ke pelabuhan. Kasihan juga kalau sampai kembali kapalnya,” pungkasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner