bakabar.com, BANJARBARU – Geliat Pemilu 2024 di Kota Banjarbaru sudah mulai terlihat meski waktu pelaksanaannya terhitung masih lama. Salah satunya yakni terkait data pemilih.
Terbaru, Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Kota Banjarbaru menggelar pemutakhiran data pemilih. Diketahui, rupanya selalu terjadi perubahan terhadap data pemilih di kota Idaman ini.
Menurut Komisioner KPU Banjarbaru sekaligus Ketua Divisi Perencanaan, Data dan Informasi, Hereyanto bahwa pemutakhiran digelar secara berkelanjutan. Terakhir pembaharuan dilakukan periode Mei 2022.
Untuk pemutakhiran data pemilih berkelanjutan periode Mei ini pun menghasilkan updating data.
“Jadi adanya penambahan pemilih baru dari pemilih pemula sebanyak 152 pemilih,” katanya.
Selain itu, KPU kata Hereyanto juga mendapati pembaharuan data pemilih pada TPS yang berlokasi di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Banjarbaru.
“Ada updating data. Ini terkait perubahan data alamat TPS pemilih yang menjadi warga binaan ke TPS di Lapas Banjarbaru,” sambungnya.
Pemutakhiran ini, sebutnya memang juga berlaku dan hak bagi warga binaan pemasyarakatan.
Berdasarkan data pemutakhiran terbaru, maka untuk sementara jumlah pemilih di Kota Banjarbaru katanya sebanyak 169.403 pemilih. “Itu terdiri dari 82.703 pemilih laki-laki dan 86.700 pemilih perempuan.”
Jika melihat pengalaman menjelang pesta demokrasi periode sebelumnya. Pemutakhiran data pemilih di lingkungan Lapas memang selalu jadi kendala.
Hal ini acap kali dipengaruhi oleh minimnya bahkan hilangnya data identitas dari narapidana.
Secara terpisah, Kalapas Banjarbaru, Amico Balalembang melalui Kasi Binadik Lapas Banjarbaru, Septyawan Kusprio tak menampik jika masih ada kendala dalam pengumpulan data identitas narapidana.
Akan tetapi, seiring digelarnya perbaikan, maka saat ini klaim Septyawan jika persentase keterlibatan narapidana sebagai pemilih kian membaik. Termasuk menjelang Pemilu 2024 ini.
“Jadi kita sekarang itu melakukan pembaharuan data periodenya perbulan. Setiap bulan kita lakukan pemutakhiran internal, baru dilaporkan ke KPU,” katanya.
Di Lapas, data pemilih kata Septyawan memang sangat fleksibel. Hal ini dipengaruhi oleh keluar masuknya narapidana yang menghuni blok-blok hunian.
“Misalnya di bulan ini ada yang bebas, lalu ada juga yang masuk. Nah ini kan terus mengalami perubahan, makanya kita informasikan ke KPU setiap bulan, bukan mendekati hari H pemilu saja,” katanya.
Disinggung soal kendala NIK narapidana yang kerap nihil? Septyawan menyebut jika sekarang alternatifnya mereka menggunakan database dari Ditjenpas Kemenkumham RI.
Di database ini ujarnya cukup lengkap terkait biodata narapidana yang ada di seluruh Indonesia. “Kita pakai sistem ini, biasanya ketahuan NIK nya berapa meski pas masuk sini WBP tak membawa KTP,” tuntasnya.