Tak Berkategori

Geger Jasad Perempuan di Irigasi Banjarbaru, Diduga Ibu Depresi

apahabar.com, BANJARBARU – Penemuan mayat mengapung di irigasi Jalan Mentaos Timur menggegerkan warga Banjarbaru, Senin (10/1)….

Featured-Image
Penemuan jasad NA di aliran irigasi Mentaos, Banjarbaru. Foto: Ist

bakabar.com, BANJARBARU – Penemuan mayat mengapung di irigasi Jalan Mentaos Timur menggegerkan warga Banjarbaru, Senin (10/1).

Nyaris larut, mayat perempuan itu berhasil ditahan oleh sejumlah relawan emergensi dengan menariknya ke pinggir irigasi.

Ihwal penemuan mayat ini dibenarkan Kapolres Banjarbaru, AKBP Nur Khamid.

“Benar, kemudian bhabinkamtibmas Mentaos Aipda Karyanto tiba di lokasi dan menghubungi SPKT Polres Banjarbaru untuk meminta bantuan penanganan olah TKP,” ujar Khamid didampingi Kasi Humas, AKP Tajudin Noor.

Hasil olah TKP, korban kali pertama ditemukan relawan dalam posisi terapung di aliran sungai irigasi dan berhenti di sekitaran Mentaos Timur.

Ditemukan dengan menggunakan pakaian daster dan anting emas di telinga korban. “Namun tidak ditemukan identitas apapun di tubuh korban,” terang Tajudin.

Tim inafis kemudian merekam sidik jari jasad dengan menggunakan peralatan Inafis Portable System sebanyak dua kali.

Dari situ, diketahui korban berinisial N (50) warga Kebun Serai RT 006 RW 003, Martapura Kota, Kabupaten Banjar.

Setelahnya, lanjut Tajudin, penyidik mendatangi alamat korban yang dimaksud. Namun tak berapa lama tetangga sekaligus anak korban bernama Bowo datang ke kamar mayat RS Ratu Zalecha Martapura.

“Bahwa korban adalah ibunya,” ujarnya.

Hasil pemeriksaan menyeluruh, tidak menemukan tanda – tanda kekerasan pada jasad NA.

Petugas juga memeriksa saksi-saksi dan mendapati informasi bahwa korban terakhir terlihat oleh Bowo tadi malam sekitar pukul 19.30.

Ada juga saksi yang melihat NA mengantar makanan untuk suaminya ke kandang sapi yang berjarak kurang lebih 50 meter dari rumahnya.

“Suami korban berprofesi sebagai tukang jaga dan pelihara sapi,” katanya.

Setelah ditelusuri dari berbagai keterangan baik dari anggota Polres Banjar dan saksi tetangga, korban diketahui sedang dirundung permasalahan keluarga.

Si anak yakni Bowo sedang tersangkut perkara pencabulan terhadap seseorang kerabat yang dianggap keluarga sendiri oleh NA yang juga tinggal serumah dengannya.

Kasus pencabulan itu sendiri saat ini sedang ditangani oleh Unit PPA Polres Banjar.

Petugas juga mendapati keterangan dari keluarga bahwa korban tak menderita sakit apapun. Lantas, kesimpulan sementara korban diduga polisi bunuh diri setelah mengalami depresi berat.

“Diduga tidak kuat menanggung rasa malu terhadap keluarga yang ada di Jawa, sehingga diduga kuat memutuskan mengakhiri hidup dengan menceburkan diri ke aliran sungai irigasi di belakang rumahnya,” ungkap Tajudin.

Tajudin mengatakan pihak keluarga telah mengikhlaskan kematian NA dan menganggapnya sebagai musibah. Mereka sepakat membuat surat pernyataan untuk penolakan penyelidikan lebih lanjut.

“Serta menolak untuk dilakukan visum luar,” ujarnya.

Komentar
Banner
Banner