bakabar.com, MAGELANG - Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo punya komitmen. Dia siap membantu menuntaskan pengembangan program di Candi Borobudur yang belum selesai.
"Jika program pengembangan Candi Borobudur bisa selesai, harapannya nanti konservasi dan penataannya tuntas sehingga masyarakat yang hendak berwisata maupun beribadah juga lebih lancar," kata Ganjar saat ditemui awak media, Jumat (21/7).
Ganjar menuturkan, program pengembangan DPSP itu akan dibahas secara tuntas dalam Rakornas di Hotel Plataran Heritage Borobudur.
Baca Juga: Menengok Produksi Gula Kelapa Khas Borobudur di Magelang
Terlebih, menurut dia, sejauh ini, program pengembangan DPSP tinggal tahap eksekusi sehingga harapannya, bisa selesai pada 2024 di era pemerintahan Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo (Jokowi).
Sementara itu, secara terpisah, Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Borobudur (BPOB), Agustin Peranginangin menuturkan, rakornas menghadirkan dua agenda penting.
Adapun dua agenda yang dimaksud yakni pertama, Forum Investasi, terdiri kegiatan Workshop Peningkatan Materi Promosi Investasi dan Gala Dinner bersama Investor Potensial pada 20 Juli 2023.
Kedua, Rapat Koordinasi Tingkat Menteri dipimpin Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjahitan.
Terkait hal tersebut, Agustin menilai, akselerasi pengembangan 5 DPSP di Indonesia memiliki urgensi yang tinggi.
Baca Juga: Serunya Wisata Edukasi Budidaya Lebah Madu Ashfa Borobudur
Terlebih, pasca pandemi Covid-19, percepatan pemulihan ekonomi harus segera dioptimalkan.
Ia menilai, perbaikan ekonomi dan kualitas hidup berkaitan dengan kemaslahatan banyak orang.
"Kaitannya untuk mensinergikan serta merumuskan strategi akselerasi pengembangan 5 DPSP yang harus diselesaikan pada tahun 2024 terutama dari sisi investasi swasta", ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kemenko Marves, Rustam Effendi mengatakan Badan Pelaksana Otorita Pariwisata agar jangan terjebak hanya mempromosikan Zona Otorita saja.
"Namun juga terus memperkuat peran koordinasi investasi di kawasan koordinatif, sehingga pertumbuhan dapat selaras, inklusif dan saling menguatkan yang pada akhirnya meningkatkan daya saing Kawasan," jelasnya.
Baca Juga: Magelang Punya Candi Asu, Alternatif Wisata Selain Borobudur
Senada dengan hal tersebut, Asisten Deputi Bidang Akses Permodalan Kedeputian Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kemenko Marves, Suparman berharap, komunikasi yang terjalin dapat mempercepat investasi, dan menciptakan kesejahteraan bagi Indonesia melalui sektor pariwisata.
Adapun lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) terdiri dari Toba, Borobudur, Labuan Bajo-Flores, Mandalika dan Likupang.
DPSP Toba, Borobudur, dan Labuan Bajo-Flores dikelola oleh Badan Otorita yang merupakan satuan kerja di bawah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
DPSP Mandalika dan Likupang telah dibentuk Kawasan Ekonomi Khusus yang dikelola oleh Badan Usaha, yaitu PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) yang mengelola KEK Mandalika dan PT Minahasa Permai Resort Development yang mengelola KEK Likupang.