Habar Ramadan

Gampang Ngantuk Saat Puasa? Begini Cara Mengatasinya

Saat berpuasa, tak sedikit orang merasa mengantuk saat menjalankan rutinitas sehari-hari.

Featured-Image
Ilustrasi. Foto-net

bakabar.com, BANJARMASIN - Saat berpuasa, tak sedikit orang merasa mengantuk saat menjalankan rutinitas sehari-hari.

Praktisi kesehatan tidur dari RS Primaya Bekasi Timur, dr Radite Nusasenjaya, MKK, Sp.Ok, mengatakan bahwa adanya perubahan kebiasaan selama puasa dapat berdampak pada pola tidur.

Salah satu perubahan fisiologis yang terjadi adalah irama sirkadian, yang ditandai dengan menurunnya kadar melatonin.

Pada banyak orang, perubahan lainnya adalah menjadi lebih aktif pada malam hari. Karenanya, rasa kantuk tidak terhindarkan pada siang hari ketika harus menjalankan aktivitas di kantor.

Tidak perlu cemas, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi rasa kantuk.

Baca Juga: Bye-bye Bibir Pecah-pecah! Ini Cara Atasi Bibir Kering Saat Puasa

Power Nap atau Short Nap

Paling gampang adalah dengan power nap atau short nap, yakni tidur siang selama kurang lebih 20 menit saat istirahat kerja.

Alihkan Pandangan

Tips lain yang perlu dicoba adalah mengalihkan pandangan sementara waktu. Mengalihkan pandangan dari komputer ke jalanan atau tanaman hijau bisa membantu mengusir rasa kantuk.

Rasa kantuk juga kerap muncul ketika tubuh terlalu lama tidak bergerak. Untuk itu, disarankan untuk melakukan gerakan ringan seperti peregangan atau berjalan-jalan di sekitar lokasi kerja untuk melancarkan aliran darah dan asupan oksigen ke otak.

Bersosialisasi

Cara lain yang cukup menarik adalah dengan bersosialisasi. Menarik, karena tidak butuh effort yang besar selain berinteraksi dengan orang-orang di sekitar.

"Bercengkerama dengan teman sekerja sambil membahas topik yang menarik," kata dr Radite dikutip dari detikHealth, Selasa (28/3).

Waktu Tidur yang Cukup

Tidak kalah penting, menjaga kecukupan tidur pada malam hari juga wajib diperhatikan. Tidak hanya kuantitas, melainkan juga kuantitas.

"Pengukuran tidur berkualitas secara objektif, menggunakan alat pemeriksaan Polysomnogram (PSG)," jelas dr Radite.

Editor


Komentar
Banner
Banner