bakabar.com, JAKARTA- Fortinet memeringatkan adanya bahaya keamanan siber di tengah peningkatan tren sistem kerja hybrid di Indonesia,
Country Director Fortinet Indonesia, Edwin Lim mengungkapkan kemajuan digitalisasi Indonesia diikuti dengan peningkatan serangan siber.
“Saat Indonesia terus merangkul masa depan digital juga diikuti dengan bertambahnya frekuensi dan kecanggihan serangan siber hingga pelanggaran data,” ujarnya dalam konferensi pers, Selasa (30/5).
Perpindahan ke model itu juga membuat karyawan menjadi ‘branch office of one’ atau ‘kantor cabang berpegawai satu orang’, yang bekerja dari rumah atau lokasi lain di luar kantor.
Baca Juga: Cannes Film Festival 2023 Berakhir, Berikut Daftar Pemenangnya!
Melalui sistem tersebut pekerja akan semakin banyak menggunakan perangkat. Akibatnya banyak dari perangkat yang digunakan menjadi tidak terkelola.
Fortinet memperkirakan jumlah perangkat tidak terkelola akan tumbuh lebih dari 50 persen.
Hal itu menimbulkan kompleksitas dan risiko pelanggaran keamanan kian bertambah dan memperberat tim keamanan TI.
“Kurangnya tenaga ahli dalam industri keamanan siber semakin mempersulit situasi ini,” imbuhnya.
Baca Juga: 6 Cara Menumbuhkan Kemandirian Anak ala Orang Jepang
Semakin lazimnya sistem cloud dan kerja jarak jauh mengakibatkan peningkatan jumlah pengguna, perangkat, dan data yang berlokasi di luar jaringan perusahaan.
Hal itu akan sangat berbahaya bagi perusahaan karrna karyawan sangat rentan terhadap serangan siber.
Bahkan menurut survei Fortinet, 74 persen perusahaan melaporkan terjadinya peningkatan pelanggaran keamanan lebih dari tiga kali lipat.
Untuk mengatasi tantangan kerja hybrid, perusahaan di Indonesia mulai berinvestasi pada solusi SASE Vendor Tunggal.
Baca Juga: Kolaborasi McDonald's & NewJeans bakal Hadir di Indonesia, Penasaran dengan Menunya?
Tujuannya untuk meningkatkan keamanan sekaligus memberikan pengalaman pengguna yang konsisten bagi karyawan jarak jauh.
“Solusi SASE Vendor Tunggal kami bertujuan menyederhanakan pengelolaan kebijakan keamanan dan meningkatkan pengalaman pengguna bagi karyawan jarak jauh,” ucapnya.
Sistem keamanan data melalui vendor tunggal daoat memberi sejumlah manfaat kepada perusahaan seperti pengurangan kesenjangan keamanan.
Kemudian meningkatkan kinerja jaringan, kemudahan penerapan, dan kemampuan untuk mengatasi tantangan integrasi dan penskalaan.
“Solusi vendor kemanan tunggual dapat membantu perusahaan Indonesia mengatasi tantangan keamanan akibat perubahan tenaga kerja,” jelasnya.