bakabar.com, JAKARTA - Presiden Jokowi mengenakan baju adat Tanimbar, Maluku. Lembar kain Tanimbar ditenun secara tradisional dan penuh filosofi.
Sejak menjabat sebagai Presiden RI tahun 2014, Jokowi selalu menghadirkan pakaian adat dari seluruh Indonesia di setiap acara Sidang Tahunan MPR dan Upacara Kenegaraan 17 Agustus. Untuk Sidang MPR tahun ini, Jokowi hadir mengenakan pakaian adat Tanimbar, Maluku.
Baca Juga: Bamsoet Minta MPR Jadi Lembaga Tertinggi Negara
Bukan tanpa alasan, Jokowi sangat diterima oleh rakyat Maluku. Dikutip dari website Sekretariat Kabinet RI, tahun 2017 Jokowi mendapat gelar Upu Kalatia Kenalean Dantul Po Deyo Routnya Hnulho Maluku, yang artinya 'Bapak Pemimpin Besar yang Peduli terhadap Kesejahteraan Hidup Masyarakat Adat Maluku dari Majelis Latupati Maluku.'
Pemberian gelar ini didahului dengan pasawari adat yakni pemasangan jubah kebesaran, kain ikat pinggang, mahkota, dan pemberian tongkat komando adat.
Di acara Sidang Tahunan MPR 2023, Jokowi hadir mengenakan pakaian adat Tanimbar, Maluku. Presiden Jokowi tampak mengenakan ikat kepala hitam, kemeja putih, dan celana panjang hitam.
Dua lembar tenun ikat disilangkan di dada, dan sebuah kain diikatkan di bagian pinggang. Tenun ikat yang dikenakan Jokowi di Sidang Tahunan MPR RI tahun ini berwarna dasar hitam dengan corak berwarna putih dan merah. Jokowi juga mengenakan ikat kepala berwarna hitam dan sebuah kalung dengan bandulan berwarna emas.
Tenun ikat Tanimbar yang disilangkan di bagian dada Jokowi adalah tenun yang penuh dengan filosofi. Kain tenun ini dibuat oleh warga di Kepulauan Tanimbar, Maluku.
Baca Juga: Pakai Baju Adat Daerah, Petugas Lapas Kenalkan Nilai-nilai Pancasila pada Warga Binaan
Kain Tanimbar adalah kain yang awalnya tak diperjualbelikan, dan ditenun dengan cara tradisional menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM). Tak ada perbedaan status sosial untuk menggunakan tenun Tanimbar, keturunan bangsawan dan rakyat biasa boleh memakainya.
Tapi kain ini sangat berharga, karena sering kali diberikan sebagai hadiah, mahar pernikahan, dan diberikan pada seseorang yang dianggap layak mendapat penghargaan dan juga diberikan untuk mempererat hubungan sosial.
Dikutip dari Jurnal Moda edisi Januari 2021, dalam budaya Tanimbar, ikat kepala yang dikenakan Jokowi disebut tutuban ulu. Di bagian belakang Tutuban ulu ini dilengkapi hiasan dari Cendrawasih yang dikeringkan atau disebut Somalea. Sedangkan aksesori kalung berwarna emas itu disebut Wangpar.
Di masa lalu, konon Tutuban Ulu ini melambangkan keberanian dan keperkasaan seorang pemimpin, prajurit, atau ketua adat.