bakabar.com, MAGELANG - Embun es muncul di Pos 3 jalur pendakian Gunung Merbabu via Suwanting, Kabupaten Magelang.
Embun es tersebut diduga muncul sebab suhu udara di kawasan tersebut dimungkinkan hingga di bawah 5 derajat Celsius.
"Munculnya embun beku dipicu kabut yang menempel pada dedaunan dan tumbuhan yang ada di gunung Merbabu," kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb) Nurpana Sulaksono, Rabu (2/8).
Kemudian, lanjut dia, kabut yang menempel itu menjadi beku karena pengaruh suhu di sekitarnya.
"Kalau itu, mungkin ya, dimungkinkan (suhu) 0-5 derajat. Kalau sudah embun itu sudah di bawah 5 derajat," katanya.
Baca Juga: Polresta Tanjungpinang Musnahkan 3,8 Kg Sabu dan 4.666 Pil Ekstasi
Meski demikian, imbuh Nurpana, embun beku ini hanya terjadi dini hari menjelang pagi saat belum muncul matahari. Adapun saat pada siang hari, embun es tersebut akan mulai mencair.
Lebih lanjut, Nurpana menyebut, tidak semua wilayah Gunung Merbabu diselimuti embun beku. Hanya wilayah tertentu bersuhu rendah, di antaranya di daerah antara Gunung Merapi dan Merbabu.
"Jadi, berbeda dengan yang wilayah Ampel (Boyolali), yang cenderung kena matahari langsung." katanya.
Terlebih, untuk Merbabu wilayah Suwanting (Magelang), Selo (Boyolali) adalah area-area tangkapan awan.
Baca Juga: Timses Bacaleg di Bengkulu Dilarang Kampanye Menggunakan Ruang Terbuka
Kemunculan embun beku ini dipengaruhi suhu di sekitarnya sehingga belum tentu semua wilayah di kawasan puncak Merbabu muncul embun beku.
"Embun beku ini bukan fenomena yang baru di Gunung Merbabu, sudah terdeteksi sejak zaman kolonial Belanda, fenomena ini sudah ada," katanya.
Menurut dia, embun beku ini biasa terjadi saat puncak musim kemarau karena saat siang hari, suhu tinggi namun saat malam hari, suhunya menjadi rendah.
"Seperti saat ini. Bulan Agustus, September. Pas musim dingin. Tapi kalau musim penghujan itu kandungan airnya banyak, kabutakan mencair, tidak akan menjadi embun," tambahnya.
Walau demikian, Nurpana menilai, fenomena ini namun Merbabu masih aman untuk kegiatan pendakian. Hal itu karena, pendaki dibekali dengan alat-alat pendakian yang bisa menghangatkan tubuh.