Kalsel

Fenomena Air Pasang Mulai Berdampak ke Pedagang di Banjarmasin

apahabar.com, BANJARMASIN – Fenomena air pasang yang disebabkan faktor alam mulai berdampak pada sejumlah pedagang di…

Featured-Image
Fenomena air pasang mengakibatkan ruas Jalan Zafri Zam Zam, Banjarmasin Tengah, terendam. Foto-apahabar.com/Bahaudin Qusairi

bakabar.com, BANJARMASIN – Fenomena air pasang yang disebabkan faktor alam mulai berdampak pada sejumlah pedagang di Banjarmasin, Selasa (1/6/2021).

Pedagang terdampak, Khairul Anwar (38) mengeluhkan bahwa keadaan air pasang ini menganggu aktivitas dan kenyamanan jualannya sehari-hari.

Menurutnya pengunjung tidak ingin memembeli barang dagangannya lantaran air pasang merendam halaman toko. Praktis, keadaan tersebut membuat dirinya rugi.

"Yang orang biasanya ingin berhenti, jadi tidak ingin berhenti," ujarnya.

Selain itu, ia mengakui kejadian ini kali pertama sejak lima tahun dirinya berjualan di kawasan Jafri Zam Zam, Banjarmasin Tengah.

Ia menjelaskan bahwa kondisi ini membuatnya resah lantaran sungai air pasang berlangsung siang hari.

Ia mengatakan biasanya air pasang ini terjadi pada malam hari, sehingga tidak menganggu aktivitas jualannya.

"Kalau siang jarang. Paling dulu pas waktu banjir awal Januari yang parah," ujarnya.

Ia tidak bisa berbuat banyak dan pasrah bekerja di tengah kepungan air untuk menghidupi keluarganya di rumah.

Namun, hingga Selasa (1/6/2021), Pemkot Banjarmasin belum mengeluarkan jurus ampuh untuk menangani luapan air dari sungai.

Sebelumnya, Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Banjarmasin, Doyo Pudjadi mengatakan fenomena air pasang ini berbeda dari musibah banjir yang melanda Ibu Kota Provinsi Kalsel pada Januari 2021 lalu.

Doyo menyampaikan bahwa air pasang disertai curah hujan yang tinggi dikawasan bagian hulu Sungai Martapura.

Ketika bagian sana hujan, praktis menyebabkan sungai yang kecil meluap sehingga menjadi induk ke Sungai Martapura.

Kemudian dari sana air mengalir ke Kabupaten Banjar hingga Banjarmasin.

"Diiringi dengan pasang bulan Purnama tadi. Kondisi yang dikatakan diluar kebiasaan dan siklus 5 tahunan jadi menyebabkan banjir," timpalnya.

Berbeda dengan sekarang, Doyo mengatakan intensitas hujan tampak kurang mengalami peningkatan.

Menurutnya air pasang surut ini murni merupakan dampak dari Gerhana bulan Purnama.
Dampak air pasang ini juga sesaat. Naik mulai sore dan surut ketika malam hari.

"Tidak ada hujan lalu dari air Kabupaten Banjar tidak ke Banjarmasin," ucapnya.

Ia menjelaskan air pasang ini dominan berada di kawasan Banjarmasin Barat, terutama kawasan Jalan Jafri Zam Zam.

Ketinggian air disana mencapai 20 hingga 30 cm terhitung mulai dari aspal. Ia memperkirakan kejadian air pasang ini berlangsung hanya seminggu.

"Itu daerah cekung aja. Kalau dari datar tidak sampai setinggi itu," tuturnya.

Namun Doyo mengakui akibat dari fenomena alam ini berdampak kepada aktivitas dan kenyamanan masyarakat.

Khususnya mereka yang bermukim di pinggiran sungai.

Pihaknya berjanji akan mengantisipasi agar kejadian tersebut tidak begitu menganggu masyarakat.

Mulai dari mengerahkan puluhan pasukan turbo ke titik sungai Banjarmasin.

Mereka berkerja setiap hari dan diutamakan masyarakat yang mengeluh sungai dan gorong gotongnya mampet.

"Mereka membersihkan dan mengeruk untuk menghindari tinggi air di pemukiman," pungkasnya.



Komentar
Banner
Banner