Hot Borneo

Evakuasi Sarang Tawon Vespa di Banjarmasin Utara, 4 Petugas Damkar Kena Sengat

apahabar.com, BANJARMASIN – Warga Jalan Kayutangi II, Kelurahan Pangeran, Kecamatan Banjarmasin Utara, dihebohkan dengan keberadaan sarang…

Featured-Image
Petugas saat mengevakuasi sarang tawon vespa di rumah warga Banjarmasin Utara. Foto-Istimewa

bakabar.com, BANJARMASIN – Warga Jalan Kayutangi II, Kelurahan Pangeran, Kecamatan Banjarmasin Utara, dihebohkan dengan keberadaan sarang tawon vespa.

Serangga bernama latin Vespa Affinis itu bersarang di atap salah satu rumah warga bernama Mila (53).

“Kata kakak saya sudah satu tahun, tapi saya baru melihat,” ujar Mila.

Keberadaan sarang berdiameter sekitar satu meter itu meresahkan. Warga lantas memanggil petugas Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Banjarmasin untuk melakukan evakuasi.

“Ini sarang tawon paling besar yang pernah kita evakuasi,” ujar Komandan Pleton (Danton) DPKP Banjarmasin, Ilham Pengabdi.

Dalam proses evakuasi, sedikitnya ada empat petugas yang sempat kena sengatan. Yakni, Evan Azhar, Fajar Ramadhan, Hermawan dan Ibrahim.

Mereka diserbu karena koloni tawon vespa tersebut merasa terganggu ketika mereka berada di depan sarangnya.

“Mereka langsung kita evakuasi ke unit ambulance milik warga yang saat itu sedang siaga di lokasi untuk diberikan pertolongan pertama,” ungkapnya.

Dari pantauan, bagian tubuh dari keempat anggota yang terkena sengatan tawon tersebut langsung membengkak dan bentol-bentol.

Di dalam ambulance, mereka mendapat perawatan dengan cairan antiseptik untuk mengurangi rasa nyeri akibat sengatan tawon.

Kata Ilham, petugas sampai terkena sengatan karena APD (Alat Pelindung Diri) yang terbatas.

“Memang kembali terjadi lagi sengatan pada anggota kita yang sedang berupaya mengevakuasi. Ini dikarenakan terbatasnya APD kita yang saat ini kurang safety,” bebernya.

Benar saja, alat pelindung diri petugas khususnya pelindung bagian kepala dan sarung tangan yang dipakai petugas sudah tidak layak digunakan.

Ada beberapa bagian yang robek dan bahan yang digunakan pun sangat tipis.

“Tapi kita sudah mengajukan kepada pimpinan untuk mengadakan alat yang safety, semoga cepat disetujui,” harapnya.

Hal itu diungkapkan Ilham bukan tanpa alasan, ia mengungkap selama Juli ini saja, pihaknya sudah menerima sebanyak 10 laporan warga terkait keberadaan sarang tawon dan lebah.

Ia menduga banyaknya laporan tawon dan lebah yang masuk di bulan ini disebabkan adanya migrasi dari koloni serangga penyengat tersebut.

“Sementara yang paling kita perlukan ini adalah penutup kepala dan sarung tangan. Karena dua item ini menjadi alat yang penting salam penunjang proses evakuasi tawon dan lebah,” pungkasnya.



Komentar
Banner
Banner