European Super League

European Super League Kembali, Penolakan Muncul dari Segala Lini

Wacana bergulirnya European Super League (ESL) kembali mencuat, setelah Bernd Reichart mengungkapkan hal tersebut.

Featured-Image
The Super League kembali dengan format baru. (Foto: dok. thesuperleague)

bakabar.com, JAKARTA - Wacana bergulirnya European Super League (ESL) kembali mencuat, setelah Bernd Reichart selaku ketua eksekutif Manajemen Olahraga A22 yang merupakan promotor mengungkapkan hal tersebut.

Menurut Bernd, format baru ESL akan mencakup 80 tim sepak bola, dan dirinya juga mengklaim sudah berbicara dengan 50 perwakilan klub sepak bola Eropa, dengan harapan perubahan kompetisi.

“Sebagian besar dari mereka berbagi penilaian bahwa fondasi sepak bola Eropa sedang terancam, dan inilah saatnya untuk perubahan,” ujar Bernd Richard dikutip dari espn.

Sebelumnya di April 2021, beberapa klub elite sepak bola mengaku berminat untuk bergabung ke ESL, namun dalam waktu dua hari berselang wacana itu tidak terlaksana karena menuai banyak protes.

Baca Juga: Apriyani Rahayu Menyikapi Hasil Nirgelar di Turnamen Awal BWF

Klub-klub besar pun menarik diri seperti Manchester United, Liverpool, Manchester City, Chelsea, Tottenham Hotspur, Arsenal, AC Milan, Inter, dan Atletico Madrid.

Sementara tiga klub lainnya yaitu Real Madrid, Barcelona, dan Juventus masih bertahan. ESL pun membawa kasus ini ke pengadilan Spanyol kemudian juga Pengadilan Uni Eropa yang berbasis di Luksemburg.

Kini promotor olahraga A22 kembali memunculkan wacana bergulirnya kembali kompetisi ESL.

Mereka menyebutkan ada 10 prinsip baru dari diskusi mereka dengan pihak pengadilan, antara lain meningkatkan daya saing, keberlanjutan keuangan dan pengalaman suporter.

Proposal baru A22 ini pun kembali mendapatkan kritik, termasuk Liga Spanyol. Mereka menyatakan bahwa proposal itu hanyalah akal-akalan.

Baca Juga: Pelatih Terbaik FIFA 2022, Siapa Saja Nominasinya?

“Kami menyadari bahwa A22, promotor Liga Super, mendorong sebuah cerita hari ini yang menghadirkan manifesto dengan sepuluh prinsip baru. Tanggapan kami: Jangan biarkan mereka membodohi Anda. Mereka telah bercerita selama bertahun-tahun, ini hanyalah upaya terbaru dari klub-klub besar untuk membajak sepak bola Eropa,” kata LaLiga.

Selain itu, asosiasi liga profesional Eropa (Europa League) sama kritisnya dengan mengatakan bahwa kompetisi yang dibuat A22 masih berantakan.

“Liga sepenuhnya mendukung model sepak bola Eropa saat ini yang didasarkan pada struktur piramida terbuka dengan promosi dan degradasi dari akar rumput hingga profesional di tingkat domestik,” katanya.

Kritik juga muncul dari Asosiasi Klub Eropa (ECA) yang mengatakan A22 telah berulang kali memunculkan gagasan itu, kemudian diusulkan, didiskusikan, dan ditolak secara tegas oleh semua pemangku kepentingan pada 2019.

Baca Juga: MU dan Arsenal Ingin Boyong Ansu Fati, Begini Respons Barcelona

Mereka juga menambahkan: “Sebagai satu-satunya organisasi yang diakui oleh FIFA dan UEFA yang mewakili klub-klub di tingkat Eropa dan internasional, dan satu-satunya badan di mana klub-klub memiliki perwakilan sejati dalam pengambilan keputusan mereka, ECA menegaskan kembali penentangannya terhadap Liga Super Eropa dan setiap proyek yang memisahkan diri.”

Permasalahan lainnya adalah apakah UEFA dan FIFA mengizinkan liga-liga, Europa League, dan Champions League untuk memblokir kompetisi saingan Europa Super League dan melarang klub serta pemain untuk ambil bagian di dalamnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner