Pengembangan Industri Smelter

ESDM Nilai Pembangunan Smelter Masih Berantakan, Kenapa?

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menilai jika pembangunan smelter bauksit di dalam negeri masih berantakan

Featured-Image
Menteri ESDM Arifin Tasrif di gedung ESDM, Jakarta Pusat, Jumat (6/1). apahabar.com/Leni

bakabar.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menilai jika pembangunan smelter bauksit di dalam negeri masih berantakan.

Berantakan yang dimaksud, karena berdasarkan pantauan pihak ESDM, antara kondisi faktual di lapangan dengan apa yang dilaporkan ke kementerian tidak sesuai.

"Memang kemarin kunjungan di lapangan banyak yang masih berantakan smelternya, nggak sesuai apa yang kemajuannya (saat ESDM menerima laporan)" kata Menteri ESDM, Arifin Tasrif, di Jakarta.

Arifin sangat menyayangkan hal tersebut, sebab,pembangunan pabrik bauksit ini akan memberikan nilai tambah bagi warga sekitar dan juga negara.

"Gini ya, kita kan harus bisa bikin nilai tambah, bauksit ini kan bahan yang strategis buat jadi aluminium kan tau sendiri banyak dipakai. Jadi bauksit juga harus kita olah sampai ke industri hilirnya," ucapnya.

Tentunya hilirisasi itu, sejalan dengan kebijakan Presiden Joko Widodo soal larangan ekspor bijih bauksit mulai Juni 2023 mendatang. Kebijakan ini juga sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (Minerba).

Maka dengan adanya hilirisasi smelter atau membangun pabrik turunan dari bijih bauksit di dalam negeri, maka ini bisa menambah lapangan kerja baru di Tanah Air.

"Sama seperti nikel, tembaga, malah turunannya kalau bisa diturunin lagi supaya bisa sampai di ujung. Supaya bisa nambah lapangan kerja baru," ujarnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner