bakabar.com, JAKARTA – Kesedihan terkait hilangnya putra pertama Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil, Emmeril Khan Mumtadz (Eril) di Sungai Aare Swiss tak hanya dirasakan publik Indonesia. Duka serupa juga diungkapkan oleh Amerika Serikat (AS).
Dalam akun Twitter resmi Dubes AS di Jakarta Sung Kim, ia mengungkapkan bahwa situasi yang dialami oleh Eril merupakan situasi yang sangat menyedihkan.
“Menyedihkan mendengar tentang situasi tragis yang melibatkan Eril. @RidwanKamil belasungkawa terdalam saya untuk Anda dan keluarga Anda selama masa sulit ini,” ujarnya dalam akun Twitternya dikutip dari CNBCIndonesia, Selasa, (7/6/2022).
Ridwan Kamil sendiri mengaku telah mengikhlaskan kondisi Eril dan telah meyakini putranya itu telah tiada. Dalam postingan di akun Instagramnya, pria yang disapa RK itu mengungkapkan bahwa ini semua merupakan takdir yang digariskan Allah SWT untuk anaknya dan keluarganya.
“Dan tenanglah dimanapun kamu berada Ril, sesungguhnya Ridhallahu fi ridhawalidain, Ridha Allah akan selalu menyertaimu sekarang, karena kami kedua orangtuamu sudah ikhlas dan ridha melepas kepergianmu,” tulisnya dalam sebuah video di Instagram resmi @ridwankamil.
Eril hilang terbawa arus Sungai Aare di kota Bern, Swiss, pada 26 Mei lalu. Saat itu ia bersama sang ibu dan adik sedang berada di Swiss dengan tujuan meninjau sekolah dan peluang mendapat beasiswa untuk Eril yang akan segera lulus dari ITB.
Hingga saat ini Eril sendiri masih dalam pencarian pihak berwenang Swiss. Kepolisian Negeri Alpen itu mengatakan akan terus mencari Eril hingga dapat ditemukan.
“Proses pencarian akan terus dilakukan tanpa batas waktu hingga Eril ditemukan,” ucap Duta Besar RI untuk Swiss dan Liechtenstein, Muliaman Dharmansyah Hadad dalam konferensi pers virtual, Senin (6/6/2022).
Sementara itu, RK dan keluarga saat ini telah kembali ke Indonesia. Perwakilan keluarga Elpi Nazmuzaman mengatakan bahwa pencarian Eril selanjutnya akan sepenuhnya dipantau oleh pihak KBRI Bern.
“Kami selaku perwakilan keluarga Ridwan Kamil untuk selanjutnya akan mempercayakan sepenuhnya pemantauan kepada pihak KBRI, sehingga posisi keluarga RK di Swiss lebih memantau secara pasif dan menunggu arahan dari KBRI yang menjadi narahubung otoritas setempat,” katanya.