Bisnis

Eksistensi Ojek Sepeda di Tengah Gempuran Transportasi Online

Namun bagaimana ketika mengetahui bahwa sampai hari ini masih ada segelintir orang yang bekerja menjadi ojek sepeda?

Featured-Image
Pelaku Ojek sepeda di Asemka Pak Nachin. (Foto: apahabar.com/Thomas)

Selama bekerja sebagai tukang ojek sepeda, dirinya terpaksa hanya bisa pulang ke rumah setiap seminggu sekali. Hal itu dikarenakan lokasi rumahnya yang berada di  Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang.

“Pokoknya jaraknya seminggu, kalau belum pulang nanti ditelfon sama istri,” jelasnya.

Dirinya mengaku sudah mulai bekerja sejak pukul 4 pagi dan biasanya akan selesai pukul 6 sore. Setelah selesai bekerja dirinya bersama dengan teman ojek sepeda yang lain akan tidur bersama menggunakan alas seadanya yang beratapkan flyover.

“Tadinya di kali besar enak tidur cuma sudah tidak boleh makanya pindah ke sini. Nanti tidur ngemper saja di sini pakai alas,” ucapnya.

Sedangkan untuk kebutuhan lain seperti mandi dan cuci baju, dirinya harus menggunakan kamar mandi umum dengan membayar Rp2.000 untuk setiap kali pemakaian.

Baca Juga: Era TV Digital Dimulai, Kominfo Sebut ASO Gratis Asal Punya 2 Perangkat Ini

Walaupun harus hidup bersusah susah di Jakarta, nyatanya pria berusia 53 tahun tersebut sudah berhasil menghidupi 1 orang istri dan 5 orang anaknya. Mulai dari anak pertama sampai ketiga sudah hidup berkeluarga dan mandiri, sedangkan anak keempat baru saja lulus sekolah dan sudah diterima bekerja.

“Jadi tanggungan tinggal satu yang bungsu karena masih kelas 3 SMP dan baru mau lulus,” ujarnya.

Keberhasilan tersebut hanya berasal dari pekerjaan sebagai seorang ojek sepeda, dan dia akan masih terus melakukan pekerjaan itu selama dirinya masih kuat.

“Pokoknya selama masih bisa saja, tapi istri bilang untuk sabar setidaknya sampai yang paling bungsu lulus sekolah. Baru saya pensiun dan istirahat,” tutupnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner