Hot Borneo

Duh, Harga Hewan Kurban di Banjarbaru Melejit karena PMK!

apahabar.com, BANJARBARU – Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Banjarbaru turun langsung mengecek hewan…

Featured-Image
Kepala DKP3 Kota Banjarbaru Abu Yazid Bustami mengecek hewan ternak di sejumlah lokasi. Foto-Istimewa

bakabar.com, BANJARBARU – Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Banjarbaru turun langsung mengecek hewan ternak di sejumlah lokasi.

Beruntung sampai saat ini belum ditemukan penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan di Banjarbaru.

Namun pemerintah kota tetap melakukan sosialisasi kepada peternak terkait bahaya PMK.

“Dengan adanya PMK, Banjarbaru termasuk daerah yang dilarang memasok sapi dari luar sehingga di tingkat peternak atau pengepul ada keterbatasan ketersediaan barang,” ucap Kepala DKP3 Kota Banjarbaru, Abu Yazid Bustami, Kamis (2/6).

Kendati demikian, kata dia, peternak lokal tetap menyiapkan stok untuk kebutuhan kurban. Salah satunya seperti di kawasan Cempaka.

Akan tetapi lantaran jumlah terbatas, maka kenaikan harga pun tak terelakkan. Nilainya berkisar Rp1-2 juta per ekor.

“Berdasarkan data yang kami pegang, sapi yang tersedia sebanyak 1.300 ekor, sedangkan kebutuhan sekitar 900 ekor,” katanya.

Sementara itu, peternak Loktabat Selatan, Masdarmaji mengaku hanya memiliki 30 ekor karena belum ada penambahan.

“Karena wabah PMK kita belum berani menambah sapi dari luar,” ungkapnya.

Seharusnya, ia menyetok sebanyak 100 ekor.

“Karena kita adanya 30 ekor, maka harga naik menjadi Rp1 juta. Biasanya harga Rp17 juta menjadi Rp18 juta,” bebernya.

Setali tiga uang, pengepul asal Loktabat Utara, Safrin Abdullah mengatakan juga tak mendatangkan sapi dari luar.

Dari 3.000 ekor permintaan, ia hanya mampu menyediakan 200 ekor.

“Jadi untuk harga ya naik juga. Dahulu Rp17 juta, kini naik menjadi Rp19 juta per ekor,” pungkasnya.



Komentar
Banner
Banner