Tak Berkategori

Dua Hari Tertahan, Sopir Truk Setia Tunggu Perbaikan Jalan Gampa Asahi Batola

apahabar.com, MARABAHAN – Perbaikan sementara ruas jalan nasional di Desa Gampa Asahi, Kecamatan Rantau Badauh, sudah…

Featured-Image
Sebuah grader meratakan batu base cross untuk menutupi kayu galam yang dihampar di ruas jalan nasional Desa Gampa Asahi. Foto: Istimewa

bakabar.com, MARABAHAN – Perbaikan sementara ruas jalan nasional di Desa Gampa Asahi, Kecamatan Rantau Badauh, sudah mulai berproses, Minggu (14/3) sore.

Kerusakan di ruas jalan Desa Gampa Asahi semakin parah. Kendati sudah diberlakukan buka tutup akses, tetap saja sejumlah truk bertonase besar amblas.

Situasi ini lantas disikapi Pemkab Barito Kuala melalui usaha perbaikan sementara. Diawali dengan menutup lubang-lubang besar di jalan menggunakan tumpukan kayu galam.

Setelah kayu galam disusun petugas yang dibantu relawan dan masyarakat setempat, kemudian ditutup batu base cross.

“Sesuai arahan dari Bupati dan Wakil Bupati Barito Kuala, dilakukan perbaikan sementara berupa penghamparan kayu galam dan batu base cross,” jelas Juliannor Fatahillah, Camat Rantau Badauh.

Sebelumnya juga sudah dilakukan pengurukan batu gunung, baik swadaya masyarakat maupun bantuan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kalimantan Selatan.

“Namun akibat hujan dan dilewati truk-truk bertonase besar, jalan kembali rusak lumayan parah di beberapa titik,” beber Juliannor.

Ada belasan truk yang datang membawa batu base cross sekitar pukul 15.00. Semula diperkirakan pengantaran bahan material ini paling lambat datang, Senin (15/3).

Namun selama proses pengerjaan, sejumlah truk bertonase besar tidak diperbolehkan melintas. Imbasnya antrean truk peti kemas, alat berat, hingga semen ini mencapai sekitar 2 kilometer.

Sebaliknya hanya mobil pribadi yang diperbolehkan melintasi ruas jalan sepanjang kurang lebih 3 kilometer tersebut. Di sisi lain, tak sedikit pemilik mobil pribadi memilih jalur alternatif Jejangkit atau Anjir Pasar.

“Mau tidak mau kami harus sabar menunggu. Sudah dua hari satu malam kami tertahan, karena jalan tidak bisa dilewati,” papar Dwi, sopir truk pengangkut semen untuk kebutuhan pembangunan Jembatan Alalak I.

“Sebenarnya situasi seperti sekarang sudah biasa dialami sopir yang lebih banyak berada di jalanan,” imbuhnya.

Untungnya lokasi antrean masih di sekitar perumahan ramai penduduk, sehingga tersedia warung makan dan minuman.

“Untuk makan dan minum, banyak warung yang buka. Namun kalau sampai satu hari lagi tertahan, habis sudah bekal kami,” tandas Dwi.

Dijadwalkan setelah proses perbaikan sementara selesai, semua kendaraan diperbolehkan melintas, termasuk truk bertonase besar.



Komentar
Banner
Banner