bakabar.com, KABUL – Serangan pesawat tak berawak (drone) Amerika Serikat Minggu (29/8/2021) waktu setempat, menghantam sebuah kendaraan yang membawa beberapa pembom bunuh diri dari Islamic State Khorasan atau yang dikenal IS-K.
Serangan dilakukan sebelum para pelaku dapat menargetkan evakuasi militer yang sedang berlangsung di bandara internasional Kabul, kata para pejabat Amerika, sebagaimana dilansir dari AP.
Ada beberapa rincian awal tentang insiden itu, termasuk roket yang menghantam lingkungan di barat laut bandara, menewaskan seorang anak. Taliban awalnya menggambarkan dua serangan itu sebagai insiden terpisah, meskipun informasi tentang keduanya tetap sulit didapat dan saksi hanya mendengar satu ledakan besar hari Minggu di ibu kota Afghanistan.
Serangan udara itu terjadi ketika Amerika Serikat mengevakuasi puluhan ribu orang dievakuasi dari bandara internasional Kabul, tempat terjadinya banyak kekacauan yang melanda ibu kota Afghanistan sejak Taliban mengambil alih dua minggu lalu.
Setelah serangan bunuh diri afiliasi ISIS yang menewaskan lebih dari 180 orang, Taliban meningkatkan keamanannya di sekitar lapangan terbang ketika Inggris mengakhiri penerbangan evakuasinya pada Sabtu.
Pesawat kargo militer AS melanjutkan perjalanan mereka ke bandara pada hari Minggu, menjelang tenggat waktu Selasa yang sebelumnya ditetapkan oleh Presiden Joe Biden untuk menarik semua pasukan dari perang terpanjang Amerika.
Namun, warga Afghanistan yang tertinggal di negara itu khawatir tentang kembalinya Taliban ke pemerintahan opresif mereka sebelumnya. Hal itu terutama dipicu oleh penembakan baru-baru ini terhadap seorang penyanyi folk di negara itu oleh para pemberontak.
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid sebelumnya mengatakan dalam sebuah pesan kepada wartawan bahwa serangan AS menargetkan seorang pembom bunuh diri saat mengendarai kendaraan yang sarat dengan bahan peledak.
Lansir dari Okezone, serangan itu adalah yang kedua oleh Amerika sejak bom bunuh diri di bandara. Pada hari Sabtu, serangan di provinsi Nangarhar menewaskan seorang anggota ISIS yang diyakini terlibat dalam merencanakan serangan terhadap Amerika Serikat di Kabul.