bakabar.com, JAKARTA – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengungkapkan saat ini UMKM Indonesia masih berada di level teknologi rendah. Karena itu, dirinya mendorong agar pelaku UMKM bisa melakukan kemitraan dengan industri.
“Kita sudah harus mulai menyiapkan UMKM kita terintegrasi dengan industri dan swasta, kemitraan UMKM dengan swasta. Tanpa itu sulit UMKM bisa naik kelas,” ujarnya dalam Rapat Koordinasi Nasional Bidang Koperasi, UMKM, dan Kewirausahaan yang disiarkan secara daring, Kamis (13/10).
Tercatat 93 persen usaha mikro dan kecil masih belum terintegrasi dan bermitra dengan perusahaan besar. Selain itu untuk UMKM yang masuk Global Value Chain (GVC) baru sekitar 4,1 persen. Hal tersebut menyebabkan kontribusi ekspor produk UMKM menjadi rendah rendah sekitar 15 persen.
Dia mencontohkan untuk UMKM yang di beberapa negara seperti China, Korea Selatan dan Jepang sudah menjadi bagian dari rantai pasok industri. Kondisi tersebut menyebabkan sebuah industri mengalami pertumbuhan makan UMKM juga akan terangkat.
“Jadi kita dengan seperti itu, UMKM bisa meningkatkan kualitas produksinya terhadap produk yang berbasis teknologi,” jelasnya.
Karena itu, kata Teten, saat ini Kemenkop-UKP memiliki sebuah proyek akan membangun rumah produksi bersama di berbagai daerah di Indonesia. Hal itu dilakukan supaya kualitas produk UMKM bisa memiliki standar yang sama dengan kualitas industri.
Industri kosmetik sudah ada beberapa brand lokal yang produknya sudah dibuat di pabrik secara maklon. Dengan begitu brand tersebut bisa lebih cepat untuk mendapatkan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) karena sudah menggunakan teknologi produksi yang modern.
“Jadi ini yang harus kita lakukan baik untuk kuliner, kecantikan, fashion dan lainnya,” tutupnya.