Relax

d’One Cafe, IFBC Music Studio Band, dan Eksistensi Musisi Pagatan

apahabar.com, BATULICIN – Jarum jam sudah lewat dari pukul dua belas malam. Sejumlah seniman musik di…

Featured-Image
IFBC Music Studio membawakan banyak lagu populer di Cafe d’One Pagatan, Tanah Bumbu, pada Sabtu (12/3/2022) malam. Foto-Istimewa

bakabar.com, BATULICIN – Jarum jam sudah lewat dari pukul dua belas malam. Sejumlah seniman musik di Pagatan masih mendiskusikan bagaimana agar eksistensi musik di kota bersejarah itu bisa kembali bergairah, setidaknya seperti era awal tahun 2000-an.

Seseorang kemudian nyeletuk tentang Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kabupaten Tanah Bumbu yang mati suri. Dia memiliki harapan agar DKD bisa membantu komunitas untuk meramaikan kembali kegiatan-kegiatan seni di daerah.

Tapi ide itu ditolak oleh sebagian orang. Salah satu di antaranya menyebut komunitas tempat mereka bernaung yakni IFBC Music Studio tidak perlu memiliki keterkaitan dengan DKD.

Orang yang bersikap seperti itu bernama Away Edogawa. Dia adalah salah satu vokalis bersuara merdu dari IFBC Music Studio yang membawakan banyak lagu populer di Cafe d’One Pagatan, Tanah Bumbu, Sabtu (12/3/2022) malam.

Suasana malam Minggu di Cafe d’One Pagatan memang asyik. Selain diisi dengan live music yang berlangsung lebih dari tiga jam, sejumlah pengunjung yang sebagian besar merupakan aktivis kesenian di Pagatan mengisi malam itu dengan diskusi yang serius tapi santai.

Sejak dibuka pada 6 Februari 2022, d’One Cafe memang langsung menjadi tempat nongkrong favorit. Tak hanya anak muda, banyak juga generasi kelahiran tahun 60-an dan 70-an yang ikut nimbrung di cafe ini.

Tadi malam, live music yang konsep awalnya semi akustik justru berubah menjadi arena rock dadakan. Apalagi setelah Andi Rizal yang masih menjadi bagian dari manajemen d’One Cafe tiba-tiba merequest lagu “Semut Hitam” dari God Bless.

Peforma IFBC Music Studio Band tadi malam benar-benar membuat pengunjung merasa enjoy. Tak sedikit audience yang berteriak untuk merequest lagu. Satu di antaranya adalah Pak Guru Ikbal yang sehari-hari mengajar di MTs 1 Tanah Bumbu. Dia berulang kali meminta pemain band memainkan lagu-lagu Iwan Fals.

Deddy, vokalis kedua IFBC Music Studio Band, menyebut apresiasi penonton di Cafe d’One saat menyaksikan live music tidak akan didapatkan di tempat lain. “Di sini apresiasinya luar biasa,” katanya.

Ke depan, IFBC Music Studio tidak hanya akan menghibur pengunjung cafe. Mereka berencana melakukan aksi yang punya manfaat lebih luas. Salah satunya mencari bibit baru pegiat musik di Pagatan. Tapi pekerjaan rumah yang paling besar dari komunitas ini justru karena mereka memiliki target untuk merilis ulang karya-karya maestro Fadly Zour.

Meski serius dengan rencana-rencana ke depan IFBC Music Studio ternyata punya sosok manager yang kocak. Amoex, begitu dia disapa, mengaku cukup sibuk mengatur jadwal manggung band-nya. Bahkan dia sempat kalang kabut karena beberapa kali mendapat telepon dari Ahmad Dhani. Candaannya yang tampak serius itu selalu disambut gelak tawa oleh orang-orang di sekitarnya.

Pada awalnya, IFBC atau Izas Fun Bike Club memang tidak ditujukan untuk ikut berkontribusi pada bidang pengembangan kesenian daerah. Sesuai namanya, IFBC berisi oeang-orang yang hobi bersepeda. Namun, dalam perkembangannya mereka juga mengekspansi wilayah kesenian dan kebudayaan, termasuk ikut peduli soal perkembangan musik lokal. Tapi apapun itu, IFBC sudah berbuat untuk kemajuan dan perkembangan kesenian di Kabupaten Tanah Bumbu, terutama kota yang penuh dengan sejarah dan kenangan: Pagatan.



Komentar
Banner
Banner