bakabar.com, BANJARBARU – Distribusi air bersih dari PDAM macet dalam beberapa hari terakhir dikeluhkan warga Banjarbaru.
Pasalnya, bukan hanya macet, namun di beberapa tempat bahkan mati total.
Gangguan pelayanan ini disebut pihak PDAM Intan Banjar dikarenakan terjadi kebocoran pipa transmisi air baku intake Mandi Kapau yang berdiameter 1200 mm.
“Jadi secara distribusi yang merupakan wewenang kita PDAM Intan Banjar tidak ada masalah. Persoalannya itu di produksi air baku, ada kebocoran,” kata Direktur Teknik PDAM Intan Banjar, Said Umar, Selasa (28/9).
Disebutnya, kebocoran itu terjadi pada Kamis (23/9) lalu.
Produksi air baku ini sebut Said merupakan wewenang dari pihak Sistem Penyediaan Air Minum atau SPAM regional Banjarbakula.
Sehingga distribusi dari PDAM Intan Banjar katanya tidak bisa terpenuhi sebab masalah di bagian produksi tersebut.
“Sebelum ada kebocoran, kita itu dapat suplai 230 liter per detik, karena ada bocor otomatis tidak maksimal, hanya bisa sampai 100 liter per detik saja dari produksi, hal inilah yang membuat distribusi kepada pelanggan terganggu,” tambahnya.
Oleh karena itu ia tak menampik ada gangguan khususnya di wilayah Cempaka, Trikora dan Landasan Ulin serta di Sungai Ulin.
“Suplai ke booster muslimin tidak maksimal karena berkurangnya debit air sehingga tidak bisa menekan ke distribusi,” jelasnya.
Lantas kapan permasalahan ini bakal rampung?
Said sendiri tak berani menjawab pasti. Lantaran permasalahan terjadi di wilayah SPAM Regional Banjarbakula.
“Informasi terakhir SPAM Regional Banjarbakula, mereka sudah mengetahui titik kebocorannya. Namun karena itu dikelola mereka, terkait pelaksanaan atau progres pengerjaannya kewenangan SPAM Banjarbakula, kami tidak bisa memprediksi. Mungkin memakan waktu, karena pipa yang bermasalah berdiameter besar, tentu penangananya lebih ekstra. Tapi kita berharap bisa selesai cepat,” harapnya.
Gegara ini, sedikitnya 10 persen pelanggan PDAM Intan Banjar, kata Said terdampak.
Yang mana total pelanggan PDAM Intan Banjar sendiri mencapai 98 ribu atau khususnya untuk wilayah di Banjarbaru sekitar 40 ribu pelanggan.
“Persentase itu sifatnya fluktuatif, tidak bisa dihitung semisal berapa ribu pelanggan yang terdampak, soalnya secara berangsur-angsur distribusi mulai lancar cuma memang tidak begitu maksimal karena kurangnya suplai,” pungkasnya.