News

Disdik Kotim Apresiasi IPM Festival

Disdik Kotim mengapresiasi kegiatan IPM Festival yang digelar oleh SMP Muhammadiyah, dan mensupport sekolah bisa memadukan bersama lingkungan sekitar.

Featured-Image
Penyerahan hadiah oleh Kepala Disdik Kotim, M Irfansyah dalam kegiatan IPM Festival tahun 2024 di SMP Muhammadiyah Sampit. Cabang Badminton, salah satu lomba yang mendapatkan peminat lebih banyak. Belum lama ini. Foto: SMP Muhammadiyah Sampit

bakabar.com, SAMPIT - Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalteng, mengapresiasi kegiatan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Festival yang digelar oleh SMP Muhammadiyah Sampit Belum lama ini.

Kepala Disdik Kotim, Muhammad Irfansyah, mengatakan bahwa evan ini sejalan dengan implementasi Kurikulum Merdeka, yang mana sekolah dibebaskan untuk memadukan kegiatan dengan keadaan lingkungan sekolah.

"Saya melihat Pada pelaksanaan IPM festival tahun ketiga ini pesertanya bertambah banyak bahkan dari jenjang sekolah dasar," ucapnya, saat dikonfirmasi media ini, Senin (25/11/2024).

Menurutnya, melalui kegiatan ini sekolah turut mengajarkan dan memberikan pemahaman bahwa tidak hanya pembelajaran akademik yang bisa menorehkan prestasi bagi pelajar, namun juga di bidang non akademik seperti olahraga serta keislaman dapat juga dilombakan dan membuahkan prestasi yang membanggakan.

"Memang untuk IPM festival ini merupakan program dari Muhammadiyah. Dan belum lama ini SMP 4 juga mengadakan kegiatan serupa namun dengan nama program yang berbeda," ungkapnya

"Dalam implementasi kurikulum Merdeka, sekolah memang bebas melakukan kegiatan apa saja di lingkungan mereka yang bisa dilombakan ataupun dilaksanakan," sambungnya.

Seperti halnya di daerah Samuda lanjut Irfansyah, sekolah lebih banyak menggelar kegiatan atau perlombaan di bidang keagamaan, mengingat di wilayah itu banyak terdapat pondok pesantren.

Sementara di wilayah utara Kotim, lebih banyak menggelar kegiatan atau perlombaan kewirausahaan serta mengembangkan UMKM yang bekerjasama dengan pihak perusahaan perkebunan.

"Jadi sekolah dipersilahkan melakukan kegiatan positif dalam bentuk apa saja untuk membangkitkan pemahaman bahwa sekolah tidak hanya tempat menimba ilmu saja tetapi bisa merubah karakter anak," ucapnya.

Penutupan IPM Festival tahun 2024 di SMP Muhammadiyah Sampit, dengan persembahan tari dari peserta yang menjadi juara di even tersebut. Belum lama ini. Foto: SMP Muhammadiyah Sampit.
Penutupan IPM Festival tahun 2024 di SMP Muhammadiyah Sampit, dengan persembahan tari dari peserta yang menjadi juara di even tersebut. Belum lama ini. Foto: SMP Muhammadiyah Sampit.

Sementara, Kepala SMP Muhammadiyah Sampit, Rohana menyampaikan kegiatan IPM ini dilaksanakan sejak tahub 2021 hingga 2022. Namun melihat waktu persiapan yang sangat sempit sehingga program dilaksanakan dua tahun sekali yaitu pada tahun 2024 ini.

"Tujuan kegiatan ini selain mengembangkan minat dan bakat anak-anak, kita juga meniatkan untuk mengenalkan kembali persyarikatan Muhammadiyah, yang mana Muhammadiyah memiliki amal usaha Muhammadiyah salah satunya SMP Muhammadiyah," katanya.

Melalui kegiatan ini Rohana berharap masyarakat lebih mengenal lagi amal usaha Muhammadiyah dan bisa menitipkan anak-anaknya untuk belajar pada sekolah Muhammadiyah.

"Untuk sumber daya manusia yang dimiliki juga sudah memadai dan bisa bersaing dengan sekolah lainnya, begitu pula dengan fasilitas yang kita miliki," tegasnya.

Diakuinya, kegiatan IPM tahun ini antusias peserta sangat meningkat signifikan, hampir 50 sekolah turut andil sebagai peserta dari jenjang Sekolah Dasar.

"Sekolah yang ikut tidak hanya di dalam kota saja namun juga ada sekolah dari perkebunan kelapa sawit hingga desa-desa yang cukup jauh," bebernya.

Untuk kategori lomba yang sebelumnya memang sudah banyak diminati salah satunya adalah lomba tartil, kemudian lomba badminton yang merupakan cabang baru diperlombakan juga sudah mendapatkan minat yang sangat tinggi dari para peserta.

Sementara cabang lomba yang masih diperlukan sosialisasi cukup gencar menurutnya adalah lomba tari daerah. Menurutnya cabang lomba tari memiliki peminat lebih rendah dibandingkan cabang lomba lainnya, karena dimungkinkan kategori ini menggunakan tim sehingga memerlukan upaya lebih untuk menjalin kekompakan.

"Kedepannya kami akan terus berupaya meningkatkan peserta dalam kegiatan ini melalui berbagai macam sosialisasi untuk kegiatan-kegiatan berikutnya," pungkasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner