bakabar.com,BANJARMASIN - Manajemen Bank Kalsel akhirnya memenuhi pemanggilan wakil rakyat di DPRD Kalsel pascapemecatan sang direktur utama Hanawijaya pada 8 Februari lalu.
Plt Dirut Bank Kalsel Fachrudin mengatakan pemberhentian itu murni keputusan para pemegang saham.
“Waktu itu kami juga diminta ke luar. Jadi yang di dalam ruangan hanya pemegang saham,” kata dia usai Rapat Dengar Pendapat di DPRD Kalsel, Rabu (15/2) sore.
Menurutnya, manajemen tidak bisa berbuat banyak. Sebab keputusan tersebut atas intervensi para pemegang saham.
Baca Juga: Sosok 'Superman' di Balik Aksi Pembobolan Bank Kalsel
Ketua Komisi II DPRD Kalsel, Imam Supastowo menambahkan pemecatan itu mutlak kewenangan pemegang saham.
DPRD pun selayaknya mitra kerja Bank Kalsel tidak tahu jelas pemberhentian dirut tersebut.
Sementara Kepala Kantor OJK Regional 9 Kalimantan, Riza Aulia Ibrahim menambahkan dalam rapat pemegang saham yang digelar memang kerap dilakukan evaluasi kinerja yang dilakukan.
“Dari situ pemegang saham akan memutuskan apakah pengurus ini masih sesuai fungsinya dengan pemegang saham. Kalau sesuai ya diteruskan,” tambahnya.
Baca Juga: Sindikat Pembobol Bank Kalsel Dibui di Bali, Nama ‘Superman’ Mencuat
Sebelumnya pencopotan Dirut itu dilakukan pada RUPS yang digelar pada 8 Februari di salah satu hotel Banjarmasin.
Usai menyampaikan evalusi kinerja, manajemen diminta ke luar oleh para pemegang saham. Dan keputusan pemberhentian itu disampaikan.
Sampai saat ini tidak ada yang tahu jelas alasan pemberhentian tersebut. Lengsernya Hanawijaya sebagai Dirut Bank Kalsel menimbulkan pertanyaan publik.
Pasalnya selama kurang lebih satu tahun tiga bulan menduduki posisi dirut, Hanawijaya mampu membawa Bank Kalsel mencatatkan kinerja yang positif.
Meminjam data Biro Riset Infobank (birI), per September 2022, aset Bank Kalsel tumbuh 18,77% menjadi Rp18,52 triliun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp15,59 triliun (year on year/yoy).
Baca Juga: Bank Kalsel Salurkan CSR Pembinaan UMKM ke Yayasan Rumah Kreatif dan Pintar
Pertumbuhan aset ditopang dari meningkatnya dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh 19,31% (yoy) mencapai Rp14,96 triliun. Sedang untuk penyaluran kredit dan pembiayaan, Bank Kalsel mampu mencatatkan Rp12,2 triliun naik 12,53% (yoy).
Kredit Bank Kalsel juga semakin terjaga kualitasnya. Hal itu terlihat dari rasio non-performing loan (NPL) gross yang turun dari posisi 3,96% di September 2021 menjadi 3,52% di September 2022.
Dari sisi profitabilitas, pada September 2022 Bank Kalsel juga mencatatkan laba bersih Rp247,14 miliar atau tumbuh 10,68% (yoy). Sedangkan return on asset (ROA) dan return on equity (ROE) perseroan masing-masing tercatat 2,35% dan 16,66%.
Berdasar laman resmi Bank Kalsel, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan merupakan pemegang saham mayoritas Bank Kalsel dengan menggenggam 27,70% saham, sedangkan sisanya sisanya dimiliki oleh 13 pemerintah kabupaten/kota