bakabar.com, BANJARBARU – Sempat dikabarkan Kalimantan Selatan (Kalsel) duduki posisi tertinggi untuk kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Indonesia. Kepala BPBD Kalsel, Wahyuddin pun mengungkapkan data.
“Kemungkinan salah data, Kalsel masih urutan ke enam. Sedangkan Riau, masih di urutan ke satu dan terluas lahan yang terbakar,” ujarnya kepadabakabar.comSenin (28/10) siang.
Dijelaskannya, dari Januari hingga 27 Oktober ini, lahan terbakar di Kalsel seluas 6343,65 hektar sedangkan hutan terbakar seluas 221,87 hektar.
Lebih lanjut, ia mengatakan, meski saat ini Kalsel sudah tak di back up lagi oleh heli water boombing, kebakaran hutan dan lahan di Kalsel masih terkendali.
“Kontrak jam nya habis semuanya. Kalau heli patroli ada namun kan patroli bukan untuk water boombing, namun Karhutla di Kalsel masih terkendali,” jelasnya
Ia mengakui, adanya perbedaan data luas kebakaran di Kalsel menurut BNPB dan BPBD Kalsel, namun hal itu wajar, yang pasti ia menegaskan data BPBD Kalsel yang sahih.
“BNPB memakai data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia dengan metode satelit melalui aplikasi SiPongi, sedangkan BPBD atas dasar laporan kejadian Karhutla Kabupaten/Kota (data riil),” jelasnya.
Untuk diketahui, berikut 5 provinsi dengan kebakaran hutan terparah tahun ini versi BNPB.
1. Riau
Riau menjadi provinsi dengankarhutlaterluas. Per Agustus 2019, hutan, dan lahan terbakar mencapai 49.266 hektare.
Indeks AQI di Riau sebesar 261 yang masuk kategori sangat tidak sehat. Status siaga darurat ditetapkan sejak 19 Februari hingga 31 Oktober 2019.
2. Kalimantan Tengah
Dengan luasan hutan dan lahan terbakar mencapai 44.769 hektare.Wilayah ini masuk dalam kategori berbahaya dengan indeks AQI sebesar 553. Status siaga darurat ditetapkan sejak 28 Mei hingga 26 Agustus 2019.
3. Kalimantan Barat
Dengan luasan hutan dan lahan terbakar mencapai 25.900 hektare. Kualitas udaranya termasuk kategori sangat tidak sehat dengan indeks 226. Status siaga darurat ditetapkan sampai 31 Desember 2019.
4. Sumatera Selatan
Dengan luasan hutan dan lahan yang terbakar mencapai 11.826 hektare. Wilayah ini masuk dalam kategori tidak sehat dengan indeks AQI sebesar 553.Status siaga darurat ditetapkan sejak 8 Maret hingga 31 Oktober 2019
5. Jambi
Dengan luasan hutan dan lahan terbakar mencapai 11.022 hektare. Kualitas udara di Jambi termasuk sangat tidak sehat, dengan indeks 230. Status siaga darurat ditetapkan sejak 23 Juli hingga 20 Oktober 2019.
Baca Juga: Gubernur Kalsel Prihatin Kerusakan Ekosistem Akibat Karhutla
Baca Juga: Karhutla Di Batola Mulai Berkurang, Penyelidikan Tetap Berjalan
Reporter: Nurul Mufidah
Editor: Muhammad Bulkini