Fenomena Trilema Kebijakan

Digempur Fenomena Trilema, BI Tak Peduli Kata IMF

IMF menggemborkan fenomena trilema kebijakan sedang menggempur negara-negara berkembang. Bank Indonesia (BI) tak ambil pusing.

Featured-Image
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. Foto: Tangkap Layar YouTube Bank Indonesia

bakabar.com, JAKARTA - IMF menggemborkan fenomena trilema kebijakan sedang menggempur negara-negara berkembang. Bank Indonesia (BI) tak ambil pusing.

"Kami tidak peduli dengan yang dikatakan oleh IMF. IMF mungkin pintar dalam berteori. Namun, kami lebih berpengalaman," kata Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam ASEAN Fest 2023, di Jakarta, Selasa (22/8).

Baca Juga: Bank Indonesia dan Bank Sentral Laos Perkuat Kerja Sama Bilateral

Kata dia, Eropa kini menghadapi inflasi yang tinggi. Sebab, kenaikan Fed Funds Rate (FFR) di luar prediksi. Diperkirakan akan selesai, namun nyatanya masih ada kenaikan beberapa kali.

"Hanya menggunakan satu instrumen, suku bunga untuk menghadapi semua masalah. Tentu ini tidak bisa," ucapnya.

Di tengah ketidakpastian perekonomian global yang berujung tingginya inflasi, tak membuat BI kelabakan. Mereka enggan menggunakan instrumen suku bunga guna menahan inflasi seperti negara-negara lain.

Mereka justru memilih langkah stabilisasi nilai tukar rupiah. Untuk menjaga agar inflasi barang impor (imported inflation) tidak signifikan. 

Baca Juga: Tekanan Inflasi Cukup Tinggi, KSSK: Nilai Tukar Rupiah Tetap Aman

"Bauran langkah kebijakan tersebut yang kami gunakan untuk mendukung pertumbuhan di tengah menanggulangi spillover dari ketidakpastian global," tegas Perry.

Tak sampai di situ, kata dia, mereka bersama dengan pemerintah membentuk tim pengendalian untuk menekan inflasi pangan.

Editor


Komentar
Banner
Banner