bakabar.com, Magelang - Seorang mantan karyawan ekspedisi JNE Mertoyudan, Magelang, nekat menyerang menggunakan bom molotov.
Tak hanya itu, pelaku yang menyerang kantor ekspedisi JNE Mertoyudan Cabang Japunan itu juga menyetrum seorang karyawati yang tengah berjaga.
"Kejadiannya sekitar pukul 13.00 WIB saat situasi kantor dalam keadaan sepi, pelaku masuk ke kantor atas dan mengancam karyawan," kata Kapolsek Mertoyudan, AKP Winadi saat dihubungi bakabar.com, Jumat (5/5).
Baca Juga: Wali Kota Magelang Target Angka Kemiskinan Turun hingga 4 Persen
Winadi menjelaskan saat kejadian para karyawan laki-laki sedang melaksanakan ibadah salat Jumat, sedangkan di kantor hanya tersisa karyawan perempuan.
"Pelaku menyetrum korban pakai alat. Kemudian, para karyawan lainnya histeris dan terduga pelaku langsung menyalakan bom molotov, karyawan langsung berlarian (ke luar)," tuturnya.
Menurut Winadi, dugaan sementara tindakan ancaman bom dan penyetruman itu dilakukan terduga pelaku karena merasa sakit hati.
Baca Juga: Menyusuri Keunikan Pasar Sanggrahan Magelang, Hanya Buka dan Ramai saat Wage
Pasalnya, terduga pelaku pernah bekerja di jasa ekspedisi tersebut namun mengundurkan diri dari ekspedisi JNE Japunan.
"Terkait adanya unsur perampokan masih kami dalami," imbuhnya.
Akibat penyerangan tersebut, fasilitas kantor JNE Cabang Japunan yang mengalami kerusakan pada lantainya saja.
"Korban sementara sudah dibawa ke rumah sakit. Untuk, barang yang rusak sementara tidak ada, hanya ada tadi bekas lemparan bom molotov pada lantainya. Pelaku sementara ini satu orang," paparnya.
Baca Juga: Aksi Tolak UU Ciptaker Mewarnai Hari Buruh di Magelang
Guna menangani kasus tersebut, pihak kepolisian juga menurunkan Tim Inafis untuk mengidentifikasi bahan kimia yang terkandung dalam bom molotov yang digunakan pelaku untuk penyerangan.
"Dia bawa bom molotov sendiri, itu seperti dari botol bekas, jumlahnya berapa masih kami dalami. Untuk, alat sentrumnya yang digunakan itu berukuran kecil, (tegangannya) masih kami dalami," terangnya.
Sementara itu, terkait kasus tersebut, pihak JNE pun masih enggan memberikan keterangan pada awak media.