bakabar.com, JAKARTA – Misteri Gunung Padang kembali diungkap di acara Podcast Deddy Corbuzier pada hari ini, Rabu (24/3).
Gunung Padang merupakan situs prasejarah peninggalan kebudayaan Megalitikum di Jawa Barat.
Tepatnya di perbatasan Dusun Gunungpadang dan Panggulan, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur.
"Saya tertarik dengan Gunung Padang, apakah itu alien," tanya Deddy kepada Hari Kurniawan alias Om Hao di kanal YouTube pribadinya.
"Kami dari desa Tanah Jawa pada tahun 2018 ke sana mas Deddy. Kita sampai ke puncaknya," jawab Om Hao.
"Cuma satu hal yang kami temukan di situ. Ini sesuai dengan apa yang kita lihat sore itu, waktu kita ada di puncaknya memang ada kursi gini mas," jelas Om Hao sembari menunjuk kursi yang dia tempati.
Dia menjelaskan, pada saat melihat lurus ke atas secara vertikal gambaran astronomi sangat jelas.
"Maksudnya gimana?," tanya Deddy lagi.
"Jadi tataran bintang, kemudian bentuk awan, arah sinar orbit, itu bisa kita pantau dari situ," jelas Om Hao.
"Kalau kita duduk di situ, kita lihat ke atas jadi kaya apa, kaya lihat planetarium?," timpal Deddy.
"Iya modelnya seperti itu, jadi untuk pengamatan antariksa menurut saya, pengamatan rasi/bintang dan macam-macam. Berkaitan dengan kejadian dan fenomena di luar angkasa," tegas Om Hao.
Om Hao menilai tujuannya dibangun Gunung Padang itu yakni untuk alat navigasi dan pertanian. Mengingat Indonesia merupakan negara agraris sejak zaman leluhur tempo dulu.
“Tapi segunung padang itu katanya dalamnya ruangan bro," tanya Deddy.
"Iya memang ada seperti celah-celah kalau saya tangkap juga," jawab Om Hao.
Om Hao menegaskan, Gunung Padang merupakan hasil dari tangan manusia, bukan alien.
"Berarti itu dibuat oleh manusia," cetus Deddy.
"Kurang lebih," tukas Om Hao.
Sederet Misteri Gunung Padang Jabar
Sebelumnya, situs gunung Padang telah lama menarik perhatian arkeolog dunia.
Pada Rabu (12/12/2018) lalu, pakar Indonesia membahas situs tersebut dalam acara tahunan American Geophysican Union (AGU).
Dalam pembahasannya, ahli menduga struktur piramida itu menyimpan sisa kuil kuno yang tersembunyi selama ribuan tahun di bawah tanah.
Struktur piramida yang terletak di puncak Gunung Padang, Jawa Barat, itu ditemukan pertama kali pada awal abad ke-19.
Temuan awal mengatakan situs arkeologi itu menyimpan barisan pilar batu kuno.
Para ahli pun mengatakan, 'bukit' miring yang menopang puncak situs dibuat oleh manusia pada masa lalu dan bukan bagian dari lanskap alam berbatu.
"Apa yang sebelumnya dilihat sebagai permukaan bangunan, bila dilihat ke dalamnya, ini adalah struktur yang sangat besar," ujar Andang Bachtiar, ahli geologi independen dari Indonesia yang mengawasi pengeboran inti dan analisis tanah untuk proyek tersebut, dilansir Live Science, Senin (17/12/2018).
Menurut peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Danny Hilman Natawidjaja yang terlibat dalam penelitian proyek ini, meski struktur yang terkubur menyerupai piramida, bentuknya lain dengan yang dibangun suku bangsa Maya.
Piramida miliki suku bangsa Maya cenderung simetris, sementara struktur piramida di situs Gunung Padang memanjang dan ada setengah lingkaran di bagian muka.
"Ini kuil yang unik," kata Danny.
Danny dan timnya menduga, megalit (batu besar) yang tersembunyi mungkin lebih dibanding yang tampak.
Pasalnya, beberapa bagian yang muncul di situs arkeologi tidak cocok dengan batu berdiri. Danny mengatakan, bentuk bukit yang 'ganjil' juga menonjol dari lanskap.
"Ini tidak seperti topografi sekitarnya yang banyak terkikis. Daerah ini terlihat sangat muda. Itu tampak seperti buatan (manusia)," ujar Danny.
Penelitian bawah situs Danny dan timnya menggunakan berbagai teknik untuk mengintip bawah tanah situs.
Beberapa metode yang dilakukan adalah survei radar penembus tanah, tomografi sinar-X, pencitraan 2D dan 3D, pengeboran inti, dan penggalian.
Dari cara ini, para ahli secara bertahap menemukan beberapa lapisan struktur yang cukup besar.
Lapisan struktur tersebar di area seluas sekitar 15 hektar (150.000 meter persegi) dan telah dibangun ribuan tahun lalu dengan lapisan-lapisan yang mewakili periode berbeda.
Dalam laporan yang disampaikan pada pertemuan AGU, para ahli menyatakan bahwa di bagian paling atas ada pilar batuan basal yang membingkai teras dengan susunan kolom batu membentuk dinding, jalur, dan ruang.
Mereka memperkirakan lapisan berusia sekitar 3.000 sampai 5.000 tahun. Di bawah permukaan itu hingga kedalaman sekitar 3 meter ada lapisan kedua dari kolom batu serupa yang diperkirakan berusia 7.500 sampai 8.300 tahun.
Pada lapisan ketiga, memanjang sekitar 15 meter di bawah permukaan dan diperkirakan berusia lebih dari 9.000 tahun, mungkin bisa mencapai 28.000 tahun.
Survei yang dilakukan Danny dan timnya juga mendeteksi beberapa ruang bawah tanah.
Hingga saat ini, bagian puncak situs Gunung Padang masih digunakan masyarakan sebagai tempat suci untuk berdoa dan meditasi.