bakabar.com, BANJARMASIN - Polemik sapi kurban Dewi Perssik yang ditolak ketua RT masih menjadi perbincangan hangat.
Buntut dari penolakan tersebut, kini permasalahan yang dialami pendangdut itu dikaitkan dengan unsur-unsur politik.
Semula berawal saat ia curhat di media sosial melalui siaran langsung. Dia menceritakan tentang penolakan hewan kurbannya di area tinggal RT 06, Cilandak Barat, Jakarta Selatan.
Pengikutnya di Instagram yang menonton siaran langsung tersebut kemudian berkomentar bahwa permasalahan tersebut terkait dengan politik.
Pemilik nama Dewi Muria Agung itu langsung membantah hal tersebut.
"Ketika saya melakukan siaran langsung, di situ banyak sekali yang berkomentar bahwa masalah ini berkaitan dengan politik. Saya disebut kenapa mencatut nama Pak Anies. Padahal saya menulisnya 'apakah karena saya bertetangga dengan Pak Anies?' Karena memang saya bertetangga dengan beliau. Akhirnya banyak bertebaran membicarakan politik," ungkap Dewi Perssik dikutip dari detikHot, Jumat (30/6).
Tanggapan Ketua RT
Malkan, Ketua RT 06 Cilandak Barat juga turut mengomentari masalah hewan kurban dan politik.
"Saya tidak pernah menyinggung politik. Boleh dilihat di masjid ini, khatib juga. Maaf, walau Pak Anies di lingkungan saya, saya tidak pernah bilang kharib ini berbicara politik. Boleh ditanya juga kepada jamaah. Kalau ada hal-hal yang tersinggung dengan ucapan Mbak Dewi soal politik, itu perkara lain, bukan masalah saya," ucap Malkan.
Malkan juga memberikan tanggapan soal pernyataan Dewi Perssik di mana saat mediasi ada yang membahas mengenai suku.
"Bukan saya yang berbicara, saya tidak tahu. Tapi saya mendengar, kalimatnya kurang lebih seperti ini 'Anak Betawi, jangan menyerah di kampung sendiri'," jelasnya.
Sebelumnya diketahui, Polemik antara Dewi Perssik dan Malkan terjadi karena sapi miliknya ditolak untuk dititipkan di masjid RT tersebut, Masjid Babul Khoirot.
Diungkapkan Dewi Perssik, daging sapi kurban yang ingin dia bagikan ke warga sekitar ditolak oleh Ketua RT dengan dalih warga sudah tidak butuh daging lagi.
Dia pun kecewa, marah, sehingga menimbulkan kisruh yang mengharuskan mediasi antara kedua pihak.
Sayangnya, mediasi tersebut berjalan kurang lancar. Perempuan yang akrab juga disapa Depe keluar dari masjid sambil menangis, yang kemudian disambut oleh warga yang menonton. Karena itu, hewan kurban milik Depe kemudian disembelih di kawasan lain.
"Ya harusnya dia komunikasi dong ke kita, datang-datang terus nitipin. Dia taruh di sini, kita jaga selama beberapa jam, apa bukan bentuk empati namanya. Kalau dibilang saya menolak, di mana menolaknya. Ada video serah terimanya," pungkas Malkan.