bakabar.com, SAMARINDA – Kota Samarinda merupakan kota yang memiliki kasus Covid-19 tertinggi kedua di Kaltim, setelah Balikpapan. Tentu berbagai upaya telah dilakukan dalam menekan kasus Covid-19 maupun pencegahan.
Bahkan keseriusan Pemkot Samarinda dalam menekan kasus terlihat dengan didatangkannya alat skrining Covid-19 yang menggunakan pernapasan alias GeNose.
Bertempat di Anjungan Karammumus Balai Kota, Selasa (16/3), Wali Kota dan Wakil Wali Kota Samarinda Andi Harun dan Rusmadi Wongso menjadi orang pertama yang menggunakan alat tersebut.
Pada penggunaan alat tersebut, Andi Harun dan Rusmadi terlihat menarik napas dan mengembuskan ke kantung napas, selang beberapa menit hasilnya langsung keluar, dan keduanya dinyatakan negatif dari Covid-19.
Wali Kota Samarinda Andi Harun mengatakan pemeriksaan dengan menggunakan GeNose akan dilakukan secara gratis. Namun untuk keperluan tertentu tetap harus membayar dengan harga murah, dan alat tersebut akan digunakan di Rumah Sakit Inche Abdoel Moeis dan puskesmas yang melayani skrining.
“Kita akan gratiskan untuk keperluan tracing, dan di luar dari itu harus membayar tapi harganya murah” kata Harun.
Penggunaan GeNose nantinya menjadi tahapan pertama dalam skrining Covid-19. Ketika hasil skrining menunjukkan positif maka akan dilanjutkan swab antigen.
“Nanti ditempatkan di UGD dan Poli, setiap pelayanan di Rumah Sakit Abdoel Moeis alurnya GeNose dulu, kalau positif pemeriksaanya di tingkatkan ke Swab Antigen,” jelas Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Samarinda, Ismed Kusasih.
Ismed menjelaskan sesuai dengan program kerja 100 hari kepemimpinan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Samarinda alat tersebut tidak hanya ditempatkan di RSUD IA Moeis namun akan ditempatkan di puskesmas puskesmas yang zona merah kasus Covid-19.
Sementara itu, Direktur RSUD IA Moeis Samarinda, dr Syarifah Rahimah menyampaikan untuk uji coba ini pihaknya mendatangkan 2 unit alat GeNose.
“Kami datangkan bertahap, dua unit dulu karena harus menjalankan uji fungsi dahulu," sebutnya.
Diketahui, GeNose ini merupakan alat pendeteksi Covid-19 buatan Universitas Gajah Mada (UGM) dengan metode embusan napas. Alat itu akan menganalisis partikel volatile organic compound (VOC) yang dikeluarkan penderita Covid-19 saat bernapas.