bakabar.com, JAKARTA – Ketua umum federasi sepak bola di beberapa negara tak sungkan untuk mundur dari jabatannya usai mendapatkan kritik dan desakan publik terhadap kinerjanya. Namun, berbeda dengan Ketum PSSI, Mochamad Iriawan yang menyatakan enggan mundur dari jabatannya usai Tragedi Kanjuruhan.
Ketua Umum Federasi Sepak Bola Indonesia (PSSI), Mochamad Iriawan mendapat desakan untuk mundur dari jabatan yang dia emban saat ini. Desakan itu muncul dari beberapa kelompok suporter, IPW, Pengamat Sepakbola, hingga netizen.
Hal tersebut, merupakan buntut dari Tragedi Kanjuruhan yang menelan ratusan korban meninggal dunia itu. Berbagai pihak menganggap Ketua Umum PSSI harus bertanggung jawab dengan mundur dari kursi jabatannya sebagai Ketum PSSI.
Menanggapi hal tersebut, Iwan Bule sapaan akrabnya justru malah menolak dan enggan untuk mundur dari jabatannya saat ini. Menurutnya, memilih mundur itu sama saja dengan lari dari tanggung jawab
“Saya kalau mau lepas tanggung jawab di Jakarta saja. Ini saya Namanya mengunjungi, menunggui anggota gitu ya. (Saya berada) di Malang sampai selesai,” ujar Iwan seperti dikutip dari kompas.com.
“Salam buat netizen ya,” lanjutnya.
Selain itu, ia juga beranggapan kalau Tragedi Kanjuruhan bukanlah tanggung jawabnya melainkan tanggung jawab dari panitia pelaksana (panpel) pertandingan.
“Bagaimana mau mengaitkan dengan saya, kan setiap pertandingan di suatu tempat panpel (panitia pelaksana pertandingan) yang harus bertanggung jawab, PT LIB pun di luar tanggung jawab. Ini semua tanggung jawab panpel, memang begitu aturannya,” katanya dikutip dari tempo.co.
Lebih lanjut, di media sosial pun juga terdapat petisi desakan untuk mundur dari jabatan kursi ketua umum PSSI juga semakin mengalir deras kepadanya. Sudah lebih dari 24 ribu orang yang menandatangani petisi tersebut hingga Sabtu (8/10) siang.
Lantas siapa saja Ketua Federasi Sepakbola yang mengundurkan diri dari jabatannya usai menerima kritikan dan desakan mundur dari publik
1. Carlo Tavecchio
Kegagalan Timnas Italia lolos dari kualifikasi Piala Dunia 2018 membuat Carlo Tavecchio mundur dari jabatannya sebagai presiden federasi sepak bola Italia pada November 2017 lalu.
Carlo mundur setelah mendapat banyak tekanan untuk mengakhiri kepemimpinannya di FIGC. Sebelumnya Carlo enggan mundur dan memecat pelatih Timnas Italia Gian Piero Ventura.
Pengunduran diri dari kursi Presiden federasi sepakbola italia bukan hal yang asing karena pada tahun 2006 Franco Carraro juga sempat meletakkan jabatan karena skandal sepak bola Calciopoli yang melibatkan klub-klub besar Serie A.
2. Tunku Ismail Sultan Ibrahim
Serupa dengan Carlo Tavecchio, Tunku Ismail Sultan Ibrahim juga tak lagi menjadi presiden asosiasi sepak bola Malaysia setelah timnas Malaysia menempati peringkat ke-178 dalam daftar rangking FIFA.
Putra Mahkota Johor itu resmi meninggalkan kursi jabatannya pada Maret 2018, namun tetap menjabat sebagai bos penyelenggara Liga Malaysia (FMLLP)
3. Musa Bility
Ketua Umum Asosiasi Sepak Bola Liberia Musa Bility mundur pada Maret 2018 atau sebulan sebelum pemelihan ketua umum.
Bility bisa saja menjadi ketua umum untuk periode ketiga, namun pria yang pernah mencalonkan diri sebagai Presiden FIFA itu ingin memberi contoh bahwa kepemimpinan dua periode sudah cukup bagi seorang ketua umum.
4. Wolfgang Niersbach
Berbeda dengan dua ketua federasi di Malaysia dan Italia. Wolfgang memutuskan untuk mundur dari jabatannya karena dianggap terlibat dalam skandal Piala Dunia 2006.
Menurut kabar yang beredar, ia menyuap FIFA agar Jerman menjadi tuan rumah Piala Dunia saat itu. Walaupun belum terbukti bersalah tapi demi kebaikan sepak bola Jerman, ia memutuskan untuk berhenti dari jabatannya.
Dari deretan para petinggi federasi sepak bola yang mundur karena persoalan yang membelitnya, mengapa sampai dengan saat ini Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan tak juga mundur dari jabatannya seusai Tragedi Kanjuruhan itu?