bakabar.com, NANGA BULIK – Masyarakat yang tinggal di bantaran Sungai Lamandau Kabupaten Lamandau Kalimantan Tengah, diingatkan mewaspadai terjadinya banjir karena debit sungai setempat makin meningkat.
Berdasarkan pantauan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lamandau di stasiun pantauan Dermaga Batu Bisa, Nanga Bulik, ketinggian air sudah mencapai 550 centimeter.
“Kami terus melakukan pemantauan terhadap ketinggian air di Sungai Lamandau dan sejauh ini masih dalam batas aman,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lamandau, Triyan Kuderon di Nanga Bulik, Kamis (13/12).
Meski demikian, mengingat intensitas curah hujan di Nanga Bulik masih terbilang tinggi, debit Sungai Lamandau masih berpotensi untuk naik.
Apabila peningkatan debit air Sungai berdasarkan pantauan di Dermaga Batu Bisa mencapai ketinggian 600 centimeter, maka ada beberapa desa yang jalan porosnya tergenang banjir, seperti jalan poros Sei Mentawa, Desa Bunut dan Desa Batu Kotam.
“Kalau nanti ketinggian air di Dermaga Batu Bisa menunjukkan angka di atas 600, maka ada beberapa titik jalan poros yang bakal terendam banjir,” ujarnya.
Untuk mengantisipasi banjir yang terjadi, BPBD Lamandau telah melakukan mitigasi bencana banjir dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat bantaran sungai. Tujuannya agar masyarakat selalu waspada dan sudah tahu apa yang harus dilakukan ketika terjadi banjir.
Namun sejatinya masyarakat yang secara turun temurun tinggal di bantaran Sungai Lamandau menganggap banjir yang merupakan agenda tahunan itu adalah hal biasa bagi mereka.
“Dari BPBD Lamandau rutin melakukan patroli dan mitigasi serta koordinasi upaya evakuasi warga bila terjadi banjir, namun kondisi banjir bagi warga merupakan hal yang biasa mereka hadapi,” beber dia.
Menurut Kuderon ada hal yang penting disikapi ketika bencana terjadi yakni terkait dengan penyebaran penyakit Diare dan kesulitan warga dalam mendapatkan air bersih.
Untuk itu pihaknya akan melakukan koordinasi dengan PDAM untuk menyuplai air bersih dan hanya nanti kita mendata kemana saja air bersih tersebut akan didistribusikan sesuai kebutuhannya. Selain itu, juga jalur distribusi tersebut apakah nantinya melalui jalur darat atau sungai mengingat apabila banjir jalan poros terlebih dahulu yang terendam.
“Untuk mengantisipasi masalah kesehatan akibat banjir nantinya kita juga akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan Puskesmas setempat,” demikian Kuderon.
Untuk diketahui, bahwa sepekan ini aliran Sungai Lamandau yang melintasi Kecamatan Kotawaringin Lama (Kolam), Kabupaten Kotawaringin Barat sudah meluap dan menyebabkan banjir di jalan lintas Provinsi Pangkalan Bun – Kalimantan Barat.
Bahkan pengendara roda dua dan empat yang melintas harus dipandu warga saat melintas jalan Kolam agar berada pada jalur yang benar, mengingat kanan – kiri jalan Kolam terdapat kanal yang cukup dalam.
Sumber : Antara
Editor : Aprianoor