bakabar.com, BANJARBARU - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Banjarbaru menyentuh angka 300 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Banjarbaru, dr Juhai Triyanti Agustina, menuturkan bahwa angka tersebut merupakan catatan akumulasi sejak Januari 2024 sebanyak 177 kasus.
"DBD di Banjarbaru sudah menembus angka 300 kasus. Kalau pasien kritis, langsung dirujuk ke rumah sakit. Syukurnya semua masih bisa ditangani di puskesmas," ungkap Juhai, Rabu (28/2).
Sementara kematian bayi berusia 8 bulan di RS Idaman beberapa waktu lalu, diklaim bukan hanya menderita DBD. Terdapat penyakit penyerta lain yang ikut memperparah kondisi pasien.
"Memang pasien anak yang meninggal di RS Idaman menderita DBD. Namun setelah diperiksa, ternyata didiagnosis mengalami komplikasi lain,” tegas Juhai.
"Dari sekian kasus, mayoritas pasien adalah anak-anak. Namun demikian, DBD tidak mengenal usia dan jenis kelamin. Makanya hal yang terpenting adalah melakukan pencegahan," tegasnya.
Pencegahan yang sedang diprogramkan di antaranya Gerakan Serentak Banjarbaru Sapu dan Punahkan Jentik (Gertak Bapuputik), juga bergotong royong untuk Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan melakukan 3M seminggu sekali.
"Sosialisasi dan edukasi sudah dilakukan. Demikian pula Surat Edaran Wali Kota. Selanjutnua kami mengharapkan kerja sama semua pihak untuk mencegah DBD," jelas Juhai.
Sebelumnya Wali Kota Aditya Mufti Ariffin mengakui bahwa Banjarbaru sedang waspada Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD.
"Sekarang Banjarbaru sudah memasuki waspada KLB, karena sejumlah anak-anak terserang DBD. Makanya kami intens melaksanakan Gertak Bapuputik di kecamatan, kelurahan dan perkantoran untuk memusnahkan sarang nyamuk," paparnya.
"Kami juga mengajak seluruh stakeholder dalam lingkup Pemkot Banjarbaru untuk bersama-sama menekan kasus DBD dengan memberantas sarang nyamuk," tegasnya.