bakabar.com, JAKARTA - Dolar AS merosot terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), terseret data ekonomi di Amerika Serikat yang lebih lemah. Hal itu terjadi setelah melonjak di sesi sebelumnya dipicu kekhawatiran baru atas sektor perbankan AS dan ekonomi yang merusak sentimen risiko.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,39 persen menjadi 101,4689 pada akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1038 dolar AS dari 1,0971 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,2457 dolar AS dari 1,2406 dolar AS pada sesi sebelumnya.
Dolar AS dibeli 133,5200 yen Jepang, lebih rendah dari 133,60 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,8906 franc Swiss dari 0,8920 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3646 dolar Kanada dari 1,3643 dolar Kanada. Dolar AS naik menjadi 10,3410 krona Swedia dari 10,3205 krona Swedia.
Baca Juga: Indonesia Dukung Dedolarisasi, Celios: Menghambat Aktivitas Ekspor
Indeks dolar AS berada di bawah tekanan setelah rilis data ekonomi AS, meskipun berhasil pulih dari sesi terendah, kata Vladimir Zernov, analis pemasok informasi pasar FX Empire.
Pesanan barang modal inti AS pada Maret membukukan penurunan bulan ke bulan sebesar 0,4 persen, meleset dari ekspektasi pasar akan ekspansi 0,2 persen, menurut data yang dikeluarkan oleh Departemen Perdagangan AS.
Defisit perdagangan barang-barang AS juga menyusut 8,4 persen pada Maret ke level terendah empat bulan sebesar 84,6 miliar dolar AS, berpotensi memberikan sedikit dorongan untuk produk domestik bruto pada kuartal pertama yang akan dirilis Kamis. Defisit perdagangan barang-barang turun dari 92 miliar dolar AS pada Februari.