Resensi Buku

Dari ‘Memori Tubuh Kami’, Menyelami Pendidikan Seksual pada Remaja

Buku terbitan EA Books itu berani mengupas tuntas apa dampak yang diakibatkan dari absennya peran negara dalam memberikan pendidikan seksual pada anak.

Featured-Image
Buku Memori Tubuh Kami, Fadiyah Alaidrus. Foto: apahabar/Reka.

bakabar.com, JAKARTA - Riri sama sekali tidak menyadari dirinya hamil. Ia mengira mual-mual yang dialaminya selama sebulan terakhir hanyalah disebabkan masuk angin atau tubuh yang terlalu lelah. 

Penggalan cerita Riri adalah salah satu kisah remaja yang mengalami Kehamilan Tidak Direncanakan (KTD). Dikisahkan, tokoh Riri bahkan tidak mengetahui kondisi tubuhnya. Fragmentasi itu menjadi satu dari rangkaian bingkai yang dibalut Fadiyah Alaidrus dalam karyanya.

Kisah-kisah serupa seperti Riri bisa dengan mudah pembaca temui. Remaja seperti Riri dalam pandangan masyarakat akan sering dilabeli sebagai remaja nakal. Namun problematika yang alami oleh Riri bukan hal sesederhana kenakalan remaja.

Dalam buku yang terdiri dari 166 halaman ini, Alaidrus mampu membawa pembacanya menelisik lebih detail, mengapa kita wajib melihat permasalahan KTD pada remaja ini lebih jauh. 

Tak hanya KTD, diskriminasi seksual terhadap remaja LGBTQIA+, hingga peran edukasi seksual yang tergantikan dengan pornografi. buku terbitan EA Books itu berani mengupas tuntas apa dampak yang diakibatkan dari absennya peran negara dalam memberikan pendidikan seksual terhadap remaja kita. 

Untuk membaca buku ini, mungkin pembaca yang memiliki memori buruk tentang seksualitasnya memerlukan waktu yang lebih banyak untuk menyelesaikan satu bab.

Namun, kumpulan liputan ini sungguh penting untuk dibaca, sebab dari sini kita tahu efek domino dari menabukan pendidikan seksual pada remaja.

Editor


Komentar
Banner
Banner