Kabar Pasar

Dana Asing Banjiri Pasar Saham Indonesia, Mirae Ungkap Alasannya

Pasar saham Indonesia tengah dibanjiri dana asing. Hal itu menandakan tingginya minat investor asing pada pasar saham dalam negeri.

Featured-Image
Karyawan melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di layar monitor di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (1/2). Foto: ANTARA

bakabar.com, JAKARTA – Pasar saham Indonesia tengah dibanjiri dana asing. Hal itu menandakan tingginya minat investor asing pada pasar saham dalam negeri.

Berdasarkan data RTI, nilai dana asing yang masuk ke pasar saham domestik dalam sepekan mencapai Rp2,06 tirliun. Bahkan dalam pantauan selama sebulan, jumlah dana asing yang masuk ke indonesia tercatat mencapai Rp5,9 triliun.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Muhammad Nafan Aji Gusta mengungkapkan hal itu terjadi karena tingginya keyakinan investor terhadap kondisi makro ekonomi Indonesia.

“Lebih dipengaruhi oleh perekonomian domestik yang memang resilien, bahkan IMF menaikan proyeksi pertumbuhan ekonomi kita tahun 2023 dari 4,8 persen ke 5 persen,” ujarnya kepada bakabar.com, Selasa (11/4).

Baca Juga: Hindari 'Saham Gorengan', Analis: Investor Perlu Papan Pantauan

Ia menilai pemerintah telah mampu mengendalikan tingkat inflasi dalam negeri. Selain itu, ringkat konsumsi rumah tangga saat ini terus menunjukkan adanya pertumbuhan.

Di sisi lain, Investor juga mengapresiasi kebijakan Bank Indonesia (BI) dalam penerapan triple intervention dengan tujuan untuk menjaga nilai mata uang rupiah.

“Kebijakan tersebut berdampak pada stabilitas nilai tukar rupiah dan menumbuhkan cadangan devisa dalam negeri sebesar USD145,2 miliar per maret,” paparnya.

Apresiasi juga diberikan kepada pemerintah atas penerapan devisa hasil ekspor (DHE). Hal itu dapat meningkatkan devisa dalam negeri dan memperkuat likuiditas negara.

Baca Juga: Awal Pekan, IHSG Ditutup Melemah Imbas Penurunan Saham Teknologi

Berdasarkan nilai makro ekonomi tersebut, maka wajar jika terjadi peningkatan capital inflow yang masuk ke pasar modal domestik. “Hal itu dibuktikan dengan nilai tukar mata uang rupiah yang berada di bawah angka 15 ribu,” kata Nafan.

Kemudian perlu diperhatikan juga bahwa pada 2024 akan diadakan Pemilu. Seiring dengan hal tersebut dapat dipastikan bahwa penyelenggaraan kampanye akan semakin ramai pada tahun ini.

Peningkatan aktivitas kampanye akan berdampak pada pertumbuhan konsumsi rumah tangga dalam negeri. Hal itu yang kemudian akan memicu pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.

Baca Juga: Harga Saham Batu Bara Terus Terperosok, Mirae Ungkap Alasannya

Peristiwa itu semakin meningkatkan kinerja ekonomi dan daya beli masyarakat. bahkan diproyeksikan konsumsi rumah tangga sebagai penopang ekonomi di tahun ini.

“Mengingat saat ini indonesia tidak lagi dipengaruhi oleh comoditiy boom prices dan mengandalkan konsumsi domestik,” jelasnya.

Editor
Komentar
Banner
Banner