bakabar.com, JAKARTA – Sebanyak 2.970 rumah terdampak awan panas guguran Gunung Semeru, bahkan 14 warga meninggal dunia.
Hingga sore tadi, tak cuma rumah yang rusak, 13 fasilitas umum berupa jembatan, sarana pendidikan, dan tempat ibadah juga demikian.
“Mengalami kerusakan,” kata Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Lumajang Wawan Hadi Siswoyo di Lumajang, Ahad malam (5/12) dikutip dari Antara.
14 orang meninggal dunia dan 69 mengalami luka-luka mendapat perawatan di beberapa puskesmas dan rumah sakit di Kabupaten Lumajang.
Dampak materiil akibat awan panas guguran Gunung Semeru yakni jembatan Gladak Perak jalur utama arah Lumajang – Malang lewat selatan terputus total.
Warga di dua kecamatan yakni Pronojiwo dan Tempursari terisolasi. Tidak ada akses jalan lagi menuju Kota Lumajang.
“Akses jalan menuju lokasi pengungsi masih tertutup hujan yang disertai abu vulkanik Gunung Semeru yang masih cukup tebal,” katanya.
Ribuan warga di Desa Supiturang, Pronojiwo dan Desa Sumberwuluh, Candipuro mengungsi ke masjid, sekolah dan kantor desa, serta di titik-titik yang dianggap aman.
Di Pronojiwo tercatat jumlah pengungsi sebanyak 305 orang yang tersebar di SDN Supiturang 04, Masjid Baitul Jadid, SDN Oro Oro Ombo 3, SDN Oro Oro Ombo 2.
Kemudian, Masjid Pemukiman Dusun Kampung Renteng, Balai Desa Oro Oro Ombo, Balai Desa Sumberurip, SDN Sumberurip.
Sebagian lainnya mengamankan diri di rumah keluarganya sekitar ketinggian Dusun Kampung Renteng dan Dusun Sumberbulus.
Di Kecamatan Candipuro, tercatat jumlah pengungsi sebanyak 409 orang yang tersebar di Balai Desa Sumberwuluh, Balai Desa Penanggal, Balai Desa Sumbermujur, Dusun Kampung renteng dan Dusun Kajarkuning di Desa Sumberwuluh, dan di Kantor Camat Candipuro.
Di Kecamatan Pasirian juga terdapat pengungsi sebanyak 188 orang yang tersebar di Balai Desa Condro, Balai Desa Pasirian, Masjid Baiturahman, dan Masjid Nurul Huda.
“Dapur Umum sudah berdiri di Balai Desa Penanggal yang dikomando oleh PMI dan di Balai Desa Sumberwuluh oleh Tagana Dinsos, di Kecamatan Pronojiwo (Oro Oro Ombo dan Supiturang),” katanya.
Pada Ahad pukul 10.09 WIB terekam getaran banjir amplitudo maksimal 37 mm pada pukul 10.40 WIB terekam getaran banjir amplitudo maksimal 20 mm pada seismograf Pos Pantau Gunung Semeru di Gunung Sawur.
“Kegiatan difokuskan pada evakuasi korban dan sub Posko bantuan juga pengungsi. Pencarian dan evakuasi korban dampak awan panas guguran menggunakan alat berat/emulator di Kebondeli Selatan,” ujarnya.