CERDAS MEMILIH

Daftar 11 Panelis Debat Cawapres 2024, Mayoritas Ekonom Ternama

Debat calon presiden dan calon wakil presiden sesi kedua kembali digelar pada Jumat, 22 Desember 2023.

Featured-Image
Pasangan capres-cawapres menunjukkan nomor urut peserta usai pengundian nomor urut peserta Pilpres 2024 di Kantor KPU RI, Jakarta, Selasa (14/11) lalu. Foto: Antara

bakabar.com, JAKARTA - Debat calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) sesi kedua kembali digelar pada Jumat, 22 Desember 2023.

Debat sesi kedua kali ini akan diikuti oleh tiga calon wakil presiden Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka, dan Mahfud MD.

Debat kali mengusung tema ekonomi dengan subtema ekonomi kerakyatan, ekonomi digital, keuangan, investasi pajak, perdagangan, pengelolaan APBN-APBD, infrastruktur dan perkotaan.

Baca Juga: Target Pertumbuhan Ekonomi di Atas 6 Persen, INDEF: Terlalu Berambisi

Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan sebanyak 11 panelis yang berasal dari berbagai universitas dan peneliti lembaga kajian ekonomi.

Para panelis tersebut, sebelumnya telah menjalani karantina sejak Rabu (20/12) untuk menyusun pertanyaan kritis yang akan disampaikan kepada para cawapres di debat seri kedua, Jumat (22/12).

Berikut daftar dan profil para panelis:

1. Ahmad Alamsyah Saragih

Dia merupakan pakar keterbukaan informasi publik dan pelindungan data pribadi yang pernah dipercaya menjadi Ketua Komisi Informasi Pusat RI pada periode 2009-2013 dan Anggota Ombudsman Republik Indonesia periode 2016-2020.

Sejumlah peran besar yang telah dilakukan ialah meletakkan fondasi kelembagaan Komisi Informasi, standar layanan informasi, desain monitoring dan evaluasi keterbukaan informasi Badan Publik, dan penjelasan substansi sejumlah aspek dalam keterbukaan informasi.

Berbagai keputusan penting yang dihasilkan oleh Alamsyah ketika menjabat sebagai Ketua Komisi Informasi Pusat menjadi pertimbangan komisioner-komisioner selanjutnya dalam menyelesaikan sengketa informasi publik.

Sebelum bekerja di Komisi Informasi Pusat dan Ombudsman, dia pernah terlibat dalam Asosiasi Permukiman Kooperatif (ASPEK) yang bekerja sama dengan United Nations Development Programme (UNDP) untuk program Community Based Housing Development.

Kemudian juga bekerja sebagai Local Governance Specialist pada Initiative for Local Governance (ILGR), The World Bank sepanjang 2002-2008.

2. Adhitya Wardhono

Dia adalah Ekonom dan Pengajar Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas Jember. Saat magister, Adhitya berkuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Philipps University Marburg di Jerman, dan pendidikan doktor di Georg-August University of Goettingen di Jerman.

Dia terlibat dalam banyak penelitian, seperti “Pendekatan Structural Cointegration Vector Autoregression Dalam Permodelan Makroekonomi” dan “Model Interaksi Kebijakan Moneter dan Makroprudensial di Indonesia: Pendekatan Social Loss Function”.

Selain penelitian, berbagai bentuk pengabdian kepada masyarakat juga telah dilakukan, menerbitkan lebih dari 30 artikel ilmiah ke dalam jurnal nasional dan internasional, meluncurkan sekitar 9 buku seperti karya “Perilaku Kebijakan Bank Sentral di Indonesia”, menjadi visiting lecturer di berbagai universitas sejumlah negara, hingga terlibat dalam belasan seminar/workshop/conference. Pada tahun 2016-2021, dia juga pernah menjadi anggota Indonesian Regional Science Association.

3. Agustinus Prasetyantoko

Dia pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Katolik Atma Jaya periode 2015-2023. Pada tahun 1997, Agustinus memperoleh gelar sarjana dari UGM, lalu Faculté des Sciences et Technologies de l'Université de Lille sebagai magister pada 2002, dan gelar Doctor of Philosophy (Phd) di Ecole Normale Superieure de Lyon pada 2008.

Beberapa posisi penting yang pernah diduduki Agustinus ialah Chief Economist Bank BTN, Komisaris Independen Prudential Indonesia, Panitia Seleksi Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selama Desember 2021-Maret 2022, menjabat sebagai Panitia Seleksi Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) sejak Oktober 2022 hingga 2028 mendatang.

Berbagai karya juga telah diterbitkan, seperti “The bright side of market power in Asian banking: Implications of bank capitalization and financial freedom”, dan “Indonesia's Strategic Role In The G20: Expert Perspectives (Indonesia's Post Pandemic Financial Technology And Financial Inclusion).”

HALAMAN
123
Editor
Komentar
Banner
Banner