bakabar.com, MARABAHAN - Terimbas curah hujan yang cukup tinggi dalam sepekan terakhir, ribuan batang cabai milik petani di Kecamatan Jejangkit, Barito Kuala (Batola) terancam mati akibat terendam.
Tidak cuma cabai, imbas air pasang juga mengancam kelangsungan perkembangan tanaman hortikultura lain seperti tomat.
"Berdasarkan pendataan di lapangan, cabai besar yang terimbas air pasang sebanyak 6.500 batang. Kemudian cabai rawit 3.800 batang," papar Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) WKP Sampurna, Agus Suyanto, Kamis (25/1).
"Sedangkan tomat sebanyak 3.600 batang, sebagian besar sudah berbuah dan menunggu matang. Kebetulan Sampurna menjadi kawasan yang paling banyak terdampak," imbuhnya.
Sedangkan tanaman hortikultura lain seperti kacang panjang dan mentimun masih bertahan. Di sisi lain, komoditas ini sudah dipanen sebelum air mulai pasang.
Agar tidak banyak merugi, tomat yang belum masak terpaksa dipetik lebih dulu. Keputusan ini membuat buah yang dipanen terbilang kecil dibandingkan biasanya.
Sedangkan tanaman cabai rata-rata baru mengeluarkan buah. Lantas sebagai upaya penyelamatan, tanaman yang memiliki prospek buah lebih baik langsung dipindah ke polybag.
Akan tetapi tidak semua petani memilih memindahkan tanaman, mengingat anggaran membeli polybag belum tersedia.
Sementara berdasarkan pantauan bakabar.com, tidak semua tanaman hortikultura di Sampurna terendam air pasang.
Cukup banyak yang masih bertahan, karena jarak batang bawah dengan batas atas air sekitar 10 sampai 15 sentimeter atau lebih.
Namun situasi ini dikhawatirkan tidak bertahan lama, mengingat genangan di lahan cabai sudah sejajar dengan air sungai.
"Kalau tergenang selama satu atau dua hari, tanaman cabai masih bisa bertahan. Namun kalau lebih lama, hampir dipastikan tanaman bakal mati," jelas Agus.
