Nasional

Corona Jadi Pendemi, Jokowi Makin Sering Minum Jamu

apahabar.com, JAKARTA – Belakangan ini, Presiden Joko Widodo makin sering meminum jamu. Dari semula hanya pagi…

Featured-Image
Presiden Jokowi dikenal gemar meminum jamu, seperti saat masih menjadi calon presiden pada Pilpres 2014 lalu. Kala itu, ia mengajak Presiden Jusuf Kalla minum segelas jamu beras kencur dari pedagang jamu gendong setelah menjalani pemeriksaan kesehatan selama 10 Jam, di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, medio Mei silam. Foto-Dok.Tempo

bakabar.com, JAKARTA – Belakangan ini, Presiden Joko Widodo makin sering meminum jamu.

Dari semula hanya pagi hari menjadi tiga kali dalam sehari. Itu semua dilakukan sang presiden untuk mencegah virus corona.

"Saya biasanya tiap hari minum itu, temulawak, jahe, sereh, kunyit saya campur, saya minum hanya pagi. Sekarang karena ada corona saya minumnya pagi, siang, malam," kata Presiden Jokowi saat meresmikan Pembukaan The 2nd Asian Agriculture & Food Forum di Istana Negara, Jakarta, Kamis (12/3) dilansir Antara.

Selama ini, eks wali kota Solo itu dikenal gemar sekali meminum jamu.

Secara khusus, eks gubernur DKI Jakarta ini juga membocorkan resep jamu yang biasa diminumnya. Yakni, jahe merah, temulawak, sereh, kunyit, yang semuanya dicampur menjadi satu.

Bahkan ia mengganti suguhan minuman teh untuk tamu dengan resep jejamuan tersebut.

"Sekarang tamu-tamu saya kalau pagi, siang, dan malam saya beri minuman itu, bukan teh, tapi temulawak, jahe, sereh, kunyit, campur jadi satu," katanya.

Presiden juga mengingatkan saat ini harga rempah-rempah tersebut naik berkali lipat hingga 4-5 kali lipat.

"Hati-hati sekarang ini harganya naik sampai 4 kali lipat, 5 kali lipat. Jahe merah, temulawak, kunyit. Naik sampai 3, 4, 5 kali lipat. Biasanya kalau mencari mudah," katanya.

Ia sendiri mengaku kian susah mencari rempah di pasaran karena banyak yang mengonsumsi.

"Saya biasanya tiap hari minum itu. Itu yang menyebabkan mungkin (harganya naik itu), karena diminum tidak hanya sekali, tapi 3 kali," katanya.

Seperti diwartakan sebelumnya, WHO telah mengumumkan bahwa penyebaran virus corona telah menjadi pandemi bukan lagi epidemi.

"Kami mengingatkan semua negara untuk mengambil langkah sigap dan siap. Kami telah menggaungkan peringatan dengan keras dan jelas," ujar Direktur HO Tedros Adhanom Ghebreyesus dilansir Kompas.com, Rabu (11/3) kemarin.

Pasca-penetapan ini, WHO meminta semua negara untuk melakukan beberapa hal berikut.

Pertama, mengaktifkan dan meningkatkan mekanisme tanggap darurat.

Kedua, berkomunikasi dengan publik tentang risiko dan bagaimana mereka dapat melindungi diri sendiri.

Ketiga, menemukan, memisahkan, menguji, dan mengobati setiap kasus Covid-19 dan melacak setiap kontak yang berkaitan.

Baca Juga:Update Corona, Bintang Film hingga Pemain Juventus Terinfeksi

Baca Juga:Update Virus Corona: WHO Sebut Korban Meninggal Mencapai 4.012 Orang

Baca Juga:Malaysia Lacak 5.000 Warganya Usai Positif Corona di Masjid

Editor: Fariz Fadhillah



Komentar
Banner
Banner