Hot Borneo

Ciptakan Generasi Akhlakul Karimah, Begini Perjuangan Pembangunan Ponpes RMA Banjarbaru

Ponpes ini dibangun pada 2020, yang mana peletakan baru pertamanya dilakukan oleh Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor.

Featured-Image
Pengasuh Ponpes RMA Banjarbaru, KH Muhari. Foto-apahabar.com/Fida

bakabar.com, BANJARBARU - Pondok pesantren (Ponpes) Tahfidzul Quran Raudhatul Muta’allimin Annahdliyah (RMA) Banjarbaru merupakan pondok yang berlokasi di Guntung Manggis, Kecamatan Landasan Ulin, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan.

Ponpes ini dibangun pada 2020, yang mana peletakan baru pertamanya kala itu dilakukan oleh Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor.

Namun, sebelum pembangunan dimulai, Pengasuh Ponpes RMA, KH Muhari mengatakan, sudah lebih dahulu digelar majelis atau tempat mengaji yang dilakukan di kediamannya.

"RMA ini didirikan pada 2019 dengan awalnya adalah anak-anak mengaji di rumah kami, terus makin hari makin bertambah. Karenanya kami membentuk yayasan dan memilih lokasi untuk dijadikan pondok pesantren. Lalu di 2020 di 5 Agustus kita peletakan baru pertama oleh Gubernur Kalsel, " ceritanya kepada bakabar.com kala ditemui di Ponpes RMA, Kamis (11/5) siang.

Pengasuh Ponpes RMA yang akrab disapa Gus Muha ini, pembangunan dimulai dalam masa sulit yakni saat Covid-19 melanda.

Namun, dengan jerih payah, akhirnya pembangunan Ponpes RMA tetap berlangsung. Dan hasilnya, Ponpes RMA Banjarbaru kini telah memiliki bangunan dua lantai.

Pada lantai pertama digunakan untuk asrama santri putra, sebanyak empat lokal, pada lantai dua rencananya untuk masjid yang saat ini pembangunannya masih belum rampung.

Terpantau media ini, bangunan di lantai dua masih memerlukan atap, kubah dan dinding. Adapun gedung asrama putra telah digunakan untuk proses belajar, di antaranya Sekolah MTs MI dan MA, santri TPQ, serta kegiatan dakwah.

Sedang untuk merampungkan pembangunan masjid di lantai dua, Muhari bilang diperlukan dana sekitar ratusan juta.

Selain itu, Ponpes RMA juga masih memerlukan pembebasan tanah waqaf seluas 1 hektare, diatas luasan lahan itu akan dibangun asrama, ruang belajar tiga lantai untuk kelas dengan estimasi hingga miliaran. Dan, pembangunan rumah guru serta kamar menginap orang tua santri, dengan estimasi ratusan juta.

"Kita memerlukan 3 miliar untuk pembebasan lahan, dan 1 miliar untuk pembangunannya," ungkap Muhari.

"Mohon doa, mudah-mudahan ada para dermawan yang mau berwaqaf tanah untuk membantu perjuangan kami membangun generasi berakhlak, menciptakan penghafal quran, hadis, yang berkemampuan bahasa Arab hingga dapat menjadi pemimpin dimasa mendatang," sambungnya.

Baca lengkap di halaman selanjutnya...

HALAMAN
12
Editor
Komentar
Banner
Banner