bakabar.com, JAKARTA - Harga batu bara terus menguat di pasar global. Bahkan mendekati USD150 per ton. Dipicu gejolak energi di China dan Australia.
Mengacu harga batu bara ICE Newcastle. Kontrak September ditutup di posisi USD148,25 per ton. 2 persen lebih tinggi dari sebelumnya.
Harga tersebut menjadi yang tertinggi dalam sebulan terakhir. Sejak awal Agustus, harga batu bara telah terapresiasi 6,7 persen dari USD138,85.
Ada dua hal yang jadi pemicu kenaikan harga batu bara. Pertama adanya gelombang panas di Asia, dan gejolak pasokan gas global di Eropa.
Dikutip dari Reuters. Akhir-akhir ini gelombang panas memicu masalah di China. Memaksa mereka kembali bergantung pada sumber energi kotor.
Baca Juga: Kebijakan Devisa Hasil Ekspor, IMA: Beratkan Pengusaha Batu Bara
"Pembangkit listrik tenaga air secara nasional dalam lima bulan pertama tahun 2023 adalah yang terendah sejak 2015," lansir Reuters.
Gelombang panas itu tak hanya menyebabkan lonjakan permintaan baru bara. Tapi juga memicu kekeringan yang mengganggu pasokan air untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Pemicu lonjakan lainnya adalah kenaikan harga gas di Eropa. Akibat terganggunya pasokan global gas alam cair dari Australia.
Gangguan itu dipicu laporan bahwa para pekerja di kilang gas alam cair penting di Australia sedang merencanakan aksi mogok kerja.