BPJS Kesehatan Barabai

Cerita Kartinah, Pasien Gagal Ginjal 5 Tahun Rutin Cuci Darah

Sudah 5 tahun Kartnah (40) melakukan cuci darah atau hemodialisis.

Featured-Image
Kartinah, peserta JKN-KIS yang rutin cuci darah di rumah sakit Kandangan HSS./Foto: apahabar.com

bakabar.com, KANDANGAN – Sudah 5 tahun Kartinah (40) melakukan cuci darah atau hemodialisis.

Wanita asal Desa Baruh Jaya, Daha Selatan, Hulu Sungai Selatan (HSS) ini divonis gagal ginjal sejak 2017 silam.

"Ada beberapa gejala yang muncul. Setelah dirawat dan dilakukan pemeriksaan oleh dokter di RSUD Hasan Basry, saat itu saya dinyatakan menderita gagal ginjal,” ucap Kartinah.

Usaha untuk terus bertahan hidup terus dipupuknya. Meskipun harus berkunjung ke rumah sakit rutin dua kali dalam seminggu untuk menjalani cuci darah.

Sejak saat itulah Kartinah mengaku “akrab” dengan program JKN karena menjadi penjaminnya menjalani layanan cuci darah hingga 2022.

Dari program itulah, timbul rasa optimis dan semangat Kartinah setelah mengetahui layanan hemodialisi dijamin oleh program JKN.

Ya, untuk biaya hemodialisis berkisar antara 800 ribu - 1,5 juta per kali cuci darah.

Jika harga 1,5 juta per cuci darah, dalam sebulan dia rutin melakukan 4 kali. Berarti pasien menghabiskan 6 juta per bulan, belum termasuk biaya transportasi.

Beruntung biaya itu ditanggung BPJS Kesehatan lewat JKN-KIS. Sebab, Kartinah terdaftar sebagai peserta program JKN.

Dia terdaftar sebagai peserta yang ditanggung Pemkab HSS.

“Semuanya (biaya cuci darah sampai rawat inap-red) dijamin,” kata Kartinah.

Tanpa penjaminan dari JKN, Kartinah mengaku tidak sanggup menjalani cuci darah rutin. Terlebih cuci darah dilakukan saban pekan.

Soal pelayanan, Kartinah mengaku sangat baik. Mulai dari dokter yang menangani, perawat hingga fasilitas yang disediakan.

"Saya berterima kasih kepada Pemkab HSS dan Program JKN yang telah menjamin saya selama ini," tutupnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner