bakabar.com, JAKARTA – Belakangan, media sosial dihebohkan dengan kemunculan spesies baru yang merupakan hasil gabungan DNA hewan-hewan berbeda. Adalah @wildanmochmaul, akun TikTok yang mengunggah konten tersebut.
Akun dengan satu juta pengikut itu rutin membagikan konten tentang mencampurkan DNA dua hewan berbeda di dalam telur ayam. Jenis spesies yang digabungkan beragam, bahkan sering disesuaikan dengan permintaan warganet di kolom komentar.
Bagi segelintir orang, apa yang dilakukan Wildan adalah hal yang sulit, bahkan hampir mustahil. Sebut saja, akun @miyaw*** di Twitter yang mencuit, “Isolasi DNA murni dan rekombinasi DNA itu SUSAH dan MAHAL. Gabisa segampang itu buat main gabungin DNA.”
Namun, tidak sedikit pula warganet yang percaya dengan konten tersebut. Gambaran spesies dari hasil penggabungan DNA itulah yang membuat mereka yakin bahwa eksperimen tersebut benar adanya.
Lantas, apakah konten menggabungkan DNA hewan berbeda yang dilakukan akun dengan satu juta pengikut itu benar-benar nyata? Atau, hanya sebatas rekayasa?
Penelusuran Fakta
Berdasarkan penelusuran bakabar.com, video yang diunggah @wildanmochmaul bukanlah miliknya. Unggahan tersebut menggunakan potongan-potongan video dari konten lain. Itulah sebabnya, di setiap konten, selalu ada cuplikan yang sama.
Secara ilmiah pun, menggabungkan dua DNA spesies berbeda tidak semudah yang terlihat dalam video tersebut. Hal ini sebagaimana disampaikan Dosen Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM), Slamet Raharjo.
Menurutnya, proses rekayasa DNA sangat rumit karena jumlah allel dan pasangan asam-basa dalam setiap pita DNA harus diketahui secara detail. Pita DNA yang dipotong pun mesti sesuai dengan yang dipasangkan.
“Menggabungkan DNA tikus atau mencit dan babi di dalam telur ayam, seperti salah satu video di akun TikTok itu sangat tidak mungkin. Telur ayam disisipi DNA hewan apa pun akan menetas menjadi anak ayam” jelas Slamet, dikutip dari Kompas.com, Jumat (19/5).
Rekayasa genetika hewan sebenarnya bukan hal mustahil, namun tidak semua spesies bisa digabungkan seenaknya. Science Communicator, Badrut Tamam, menegaskan kalau hewan yang sering digunakan sebagai uji coba adalah mamalia.
Hal itu dikarenakan mamalia punya ukuran genom yang lebih besar dan kompleks ketimbang virus, bakteri, ataupun tanaman. Namun, untuk memodifikasi genetik hewan mamalia, mesti menggunakan teknik genetika molekuler dan teknologi rekombinasi DNA.
“Teknik genetika molekuler dan teknologi rekombinasi DNA memiliki tingkat kerumitan yang kompleks dan mahalnya biaya yang diperlukan dalam penelitian,” beber Badrut, dikutip dari generasibiologi.com.
Kesimpulan: Kebenaran dari konten menggabungkan DNA hewan berbeda yang viral di media sosial masih diragukan. Mengingat, rekayasa genetika tak bisa dilakukan sembarangan, bahkan memerlukan dana yang tidak sedikit.