bakabar.com, JAKARTA – Taylor Swift telah mengumumkan negara-negara di Asia yang bakal dia sambangi dalam rangkaian konser dunia bertajuk The Eras Tour. Sayangnya, Indonesia tidak termasuk dalam daftar tersebut.
Berbagai spekulasi terkait hal itu pun beredar di media sosial, sebagaimana yang diungkapkan @fachrizaal***. Akun Twitter itu mengeklaim bahwa kondisi politik di republik ini membuat pihak promotor membatalkan kedatangan Swift ke Indonesia.
“APPARENTLY THIS IS WHY TAYLOR SWIFT SKIPS JAKARTA FOR THE ERAS TOUR. SO IT’S ALL OUR GOVERNMENT’S REGULATION FAULT,” tulis akun itu, sembari mengunggah gambar tangkapan layar yang berisikan percakapannya dengan seseorang.
Dalam gambar yang diunggah, terlihat kalau si pengirim pesan mengeklaim manajemen Swift sedianya sudah berencana menggelar konser di Indonesia. Namun, rencana itu batal lantaran negara ini ‘tidak memenuhi persyaratan.’
Adapun ‘persyaratan’ yang dimaksud tidak dijelaskan oleh si pengirim pesan. Dirinya mengimplikasikan kalau itu ada kaitannya dengan pesta demokrasi yang akan digelar tahun depan.
“Ternyata emg indo ga memenuhi aja. Negaranya terlalu politik kali ya. Pdhl venue dll udh fix mau pake jis. Ya gmn ya, mau pemilu juga,” demikian sepenggal pesan yang diterima @fachrizal***.
Lantas, benarkah Taylor Swift membatalkan konsernya di Indonesia karena kondisi politik yang tengah memanas?
Penelusuran Fakta
CEO Berlian Entertainment, Dino Hamid, mengatakan pembatalan konser bukan masalah baru di industri permusikan. Ada beberapa faktor yang membuat sebuah pertunjukan batal, entah itu dari pihak promotor ataupun artisnya sendiri.
“Ada force majeure itu, yang memang secara publik bisa terlihat. 'Oh, ini memang tidak bisa dilakukan'. Contoh misalkan ada kerusuhan atau sakit, itu kan secara logika, memang kalau sakit ya nggak bisa perform,” ujarnya, dikutip dari detikHOT, Rabu (21/6).
Kondisi politik di negara yang akan disambangi pun bisa menjadi salah satu faktornya. Hal ini bahkan pernah terjadi pada 2014 lalu, di mana Taylor Swift memutuskan untuk membatalkan konsernya di Thailand.
Alasannya, kondisi politik dan sosial di Negeri Gajah Putih ketika itu kurang kondusif. Seperti diberitakan Bangkok Post, pihak promotor mengeluarkan pernyataan resmi soal pembatalan konser yang sedianya akan digelar pada 9 Juni 2014.
Pembatalan konser, tak lain dan tak bukan, dikarenakan kondisi politik yang memanas setelah pemilihan umum. Saking tidak kondusifnya, otoritas Bangkok sampai menerapkan ‘jam malam’ di bawah arahan komando militer.
Namun, untuk kasus di Indonesia saat ini, pihak promotor maupun manajemen Swift belum memberikan pernyataan resmi. Sehingga, sulit dipastikan bahwa informasi yang beredar di Twitter itu benar adanya.
Kesimpulan: Klaim yang mengatakan Swift membatalkan konser di Indonesia karena kondisi politik masih diragukan. Sang musisi memang sempat membatalkan pertunjukan di Thailand dengan alasan serupa pada 2014 silam.
Namun, untuk kasus di Indonesia saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak promotor maupun manajemen Swift.