Pemko Banjarbaru

Cegah Stunting Sejak Dini, Simak Pesan Istri Pjs Wali Kota Banjarbaru

apahabar.com, BANJARBARU – Bunda PAUD Kota Banjarbaru Vonny Rompas Bernhard E Rondonuwu, mengingatkan betapa pentingnya mencegah…

Featured-Image
Istri Pjs Wali Kota Banjarbaru saat mengikuti Webinar Parenting. Foto-Istimewa.

bakabar.com, BANJARBARU – Bunda PAUD Kota Banjarbaru Vonny Rompas Bernhard E Rondonuwu, mengingatkan betapa pentingnya mencegah stunting sejak dini.

Hal itu disampaikanya dalam kegiatan Webinar Parenting melalui Google Meet dalam rangka sosialisasi dan edukasi orangtua terhadap pencegahan stunting.

Kegiatan Webinar Parenting ini merupakan kerja sama Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru dan HIMPAUDI Kota Banjarbaru.

Dengan mengangkat tema Peningkatan Gizi Bagi Ibu dan Balita untuk Pencegahan Stunting.

Kegiatan ini juga dihadiri Ketua HIMPAUDI Kota Banjarbaru Yulia Mawarni.

Bunda PAUD yang juga istri Pjs Wali Kota Banjarbaru, Vonny Rompas Bernhard E Rondonuwu mengatakan bahwa sampai saat ini, Indonesia masih menghadapi permasalahan gizi yang berdampak serius terhadap kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

“Salah satunya adalah stunting, stunting adalah kondisi gagal tumbuh yang bisa dialami oleh anak-anak yang mendapatkan gizi buruk, terkena infeksi berulang, dan stimulasi psikososialnya tidak memadai,” ujar Vonny beberapa waktu lalu.

Ia menambahkan perkembangan seorang anak atau balita yang kurang gizi tentunya akan mengalami hambatan kognitif dan kegagalan pendidikan sehingga berdampak pada rendahnya produktivitas di masa dewasa.

Melihat situasi tersebut, lanjutnya, sebagai orangtua tentunya penting untuk dapat mendeteksi gejala-gejala stunting pada balita sedari dini hingga pencegahannya.

Dijelaskannya, cara mendeteksi anak terkena stunting salah satunya dengan pemantauan berat badan terutama pada usianya 2 tahun.

“Penurunan berat badan terus menerus merupakan salah satu risiko terjadinya stunting,” jelas Vonny.

Selain itu, lanjutnya gejala paling mudah dikenali adalah tinggi badan anak kurang dari 85 cm pada usia 2 tahun.

Deteksi anak mengalami stunting atau tidak juga dapat dilihat dari pertumbuhan yang dipantau secara berkala, biasanya sebulan sekali saat imunisasi.

“Bila anak di masa awal kehidupannya mengalami penurunan berat badan serta gejala tersebut, segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan penyebabnya,” imbau Vonny.

Sebab menurutnya bisa jadi ada masalah dalam jumlah asupan nutrisi anak dan hal lainnya.

Untuk diketahui, stunting sebenarnya dapat dicegah, hanya saja dalam 1000 hari pertama atau sebelum anak berusia 2 tahun.

Untuk itu, asupan gizi yang terbaik harus diberikan pada anak sejak masih dalam kandungan.

Untuk itu kecukupan gizi sebelum dan selama kehamilan sangatlah diperlukan. Kejadian stunting tidak hanya bersifat antar generasi, tetapi bersifat transgenerasi (dari nenek ke cucunya), sehingga diperkirakan dampaknya mempunyai kurun waktu 100 tahun.

“Melalui Webinar ini saya berharap dapat meningkatkan kesadaran kita bersama sebagai orang tua mengenai betapa
pentingnya perbaikan gizi pada balita, kecukupan gizi sebelum dan selama kehamilan,” terangnya.

Kemudian orangtua paham bagaimana mendeteksi secara dini terhadap bayi atau ibu hamil yang kekurangan gizi.

Karena masa depan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan sumber daya manusianya dengan optimal.

“Untuk itu anak-anak kita sebagai penerus bangsa diharapkan dapat tumbuh sehat dan mampu mencapai kemampuan optimalnya untuk kemajuan bangsa Indonesia,” imbuhnya.

Dan terakhir, ia mengingatkan pemberantasan stunting merupakan tugas bagi semua orang.

“Mari kita bersama-sama terlibat secara langsung dalam penanganan stunting untuk mempersiapkan generasi penerus yang lebih unggul,” pungkasnya.

Komentar
Banner
Banner