Cegah Resesi Ekonomi 2023, Ekonom Dorong Kalsel Benahi UMKM dan Wisata!

Ekonom Kalimantan Selatan (Kalsel), Dr. Mohammad Zainul, buka suara terkait ancaman resesi ekonomi 2023 mendatang.

Featured-Image
Resesi memang tidak segawat depresi atau krisis ekonomi. Namun dampaknya juga bisa dirasakan langsung oleh masyarakat. Foto: Antara

bakabar.com, BANJARMASIN - Ekonom Kalimantan Selatan (Kalsel), Dr. Mohammad Zainul, buka suara terkait ancaman resesi ekonomi 2023 mendatang.

Menurut Wakil Rektor I Uniska MAB Banjarmasin ini, resesi ekonomi tidak lepas dari perang panjang antara Rusia dan Ukraina.

"Di mana, pertumbuhan ekonomi dunia melambat. Hal itu ditandai dengan tingkat inflasi global yang begitu tinggi," ucap Zainul kepada bakabar.com, Selasa (18/11) siang.

Untuk menekan tingginya laju inflasi, kata Zainul, bank sentral di negara maju termasuk Amerika Serikat akan mengambil kebijakan uang ketat, yaitu menaikan tingkat suku bunga

"Di saat tingkat suku bunga naik di negara-negara maju, maka diperkirakan banyak modal yang akan eksodus atau keluar dari negara miskin maupun berkembang," katanya.

Ekonom Kalimantan Selatan (Kalsel), Dr. Mohammad Zainul. Foto-Istimewa
Ekonom Kalimantan Selatan (Kalsel), Dr. Mohammad Zainul. Foto-Istimewa

Dengan kondisi demikian, jelas dia, mata uang negara miskin atau berkembang bakal terkoreksi akibat tekanan dari mata uang negara maju.

"Sehingga harga barang naik terutama import, utang luar negeri pemerintah maupun swasta akan meningkat, kemiskinan semakin bertambah dikarenakan PHK dan inflasi yang tinggi," jelasnya.

Lantas, apa yang harus dilakukan pemerintah pusat maupun provinsi khususnya Kalimantan Selatan?

Zainul menegaskan, pemerintah pusat maupun provinsi khususnya Kalimantan Selatan harus mengembangkan dan membenahi sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) serta pariwisata.

"Pemprov Kalsel harus meningkatkan kunjungan wisatawan dengan memperbaiki sektor pariwisata," tegasnya.

Selain itu, ia meminta agar Pemprov Kalsel memperkuat sektor ekspor dan UMKM. 

"Masyarakat harus didorong mengonsumsi produk dalam negeri dan mengurangi perjalanan keluar negeri," tutupnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner