bakabar.com, JAKARTA - Kecanduan gawai atau gim telah menyebabkan dampak buruk bagi masyarakat. Tak hanya usia anak atau remaja, namun adiksi dari permainan online juga menjangkiti orang tua.
Seperti yang viral di media sosial seorang ayah di Manado, Sulawesi Utara menganiaya bayinya yang berusia tujuh bulan karena merasa terganggu saat sedang bermain gim online Mobile Legend.
Kepada Polisi, pelaku mengaku emosi saat kalah bermain dan mendengar bayinya menangis. Bayi tersebut dipukul di bagian kepala dan mulut menggunakan tangan hingga berhenti menangis, kemudian tak sadarkan diri hingga meninggal dunia.
Merespons situasi demikian, Psikolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Novi Poespita Candra mengungkapkan pentingnya membatasi diri sendiri dalam menikmati gim atau penggunaan gawai agar tidak menyebabkan kecanduan.
"Penggunaan gadget atau gim apabila tidak diikuti dengan kemampuan mengelola pikiran, kekritisan, dan kesadaran serta manajemen diri maka akan banyak pengaruh pada kejiwaan," kata Novi, melansir Antara, Sabtu (11/2).
Novi mengatakan, bermain gim dan gawai dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kecanduan karena menciptakan kesenangan.
Ia menjelaskan, gim di gawai bisa memunculkan hormon kebahagiaan, antara lain yaitu dopamine yang muncul karena adanya target dan tantangan dalam bermain gim, sehingga terasa menyenangkan.
Hormon oksitosin juga berperan dalam memunculkan perasaan merasa diterima pada level apapun saat main gim.
Kemudian hormon serotonin yang berperan penting dalam memperbaiki suasana hati agar menjadi lebih baik, sehingga seseorang menjadi merasa bahagia dan bermakna ketika bermain gim.
Selanjutnya, hormon endorphin memunculkan perasaan bahagia dan senang setelah melakukan aktivitas tertentu, khususnya gim.
Menurut dia, hormon kebahagiaan ini menyebabkan tubuh seseorang secara alami menjadi ingin bermain gim secara terus-menerus.
Apabila penggunaan gawai atau gim tidak dibatasi, maka akan berdampak pada kesehatan fisik dan juga mental.
"Beberapa riset menemukan bahwa kecanduan gadget dan gim berpengaruh pada kemampuan sosialisasi dan komunikasi yang rendah, rendahnya empati dan kemampuan menyelesaikan masalah riil," ujarnya.
Lebih lanjut Novi menyampaikan, pada fase tertentu, seseorang yang terindikasi kecanduan gim juga berpotensi mengalami stres dan depresi dikarenakan kebingungan identitas. Hal ini biasanya dialami oleh anak dan remaja.
"Sebaiknya diperbanyak sosialisasi dan aktivitas fisik atau olahraga agar tetap memiliki motivasi untuk melakukan hal lain," pungka.