bakabar.com, MARTAPURA - Kementerian Agama menjamin uang hasil penyetoran calon jemaah haji yang meninggal dunia sebelum berangkat tetap aman.
Sebelumnya, pada 12 Juli lalu, seorang calon jemaah asal Banjar bernama Siti Noor Janna binti Haji Muhammad Khairi, warga Sekumpul Gang Bersama meninggal dunia.
"Namun untuk pergantian JCH ini harus dengan syarat sudah melunasi pembayaran tahun ini, atau dalam bahasa bakunya adalah pelimpahan porsi, dari yang meninggal ke ahli warisnya," ucap Kepala Seksi Haji, Kemenag Kalsel H. Rimazullah melalui Pelaksana JFU Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) H. Hade Mashadi kepada bakabar.com, Senin (6/8).
Mashadi menyampaikan ada persaratan pengganti lain, yakni mengajukan akta kematian dari Dinas Catatan Sipil (Disukcapil) setempat.
Kemudian, menyerahkan surat kuasa penunjukan pelimpahan nomor porsi jemaah yang wafat dan ditandatangani oleh anak kandung.
Serta surat keterangan tanjung jawab mutlak yang ditandatangani calon jemaah haji mutlak penerima pelimpahan porsi.
Kemudian bukti setoran awal dan atau setoran lunas Biaya Penyelenggara Ibadah Haji (BPIH), salinan KTP, kartu Keluarga (KK) Akta Kelahiran, atau bukti lain yang relevan dengan jemaah haji yang wafat. Serta seluruh berkas pendukung harus diverifikasi oleh petugas Kemenag, Kanwil, dan Ditjen PHU.
"Selain hal tersebut, ahli waris juga harus berangkat ke Ditjen PHU yang ada di Jakarta, untuk melakukan foto Biometrik menggati data CJH yang wafat, serta penggantian CJH ini tidak sembarangan orang yang bisa menggantikan. Hanya yang ada keterkaitan keluarga saja dengan CJH yang wafat, semisal suami, istri, anak, atau menantu," ujarnya.
Terkait mendiang Siti, pihaknya masih menunggu keputusan dari pihak keluarga saja. "Intinya uang milik CJH yang gagal berangkat tidak hilang," bebernya.
Baca Juga: Habar Haji 2019; Seorang Jemaah Haji Asal Tabalong Meninggal Dunia
Baca Juga:Empat Calon Haji Kalsel Meninggal Sebelum Berangkat
Reporter: AHC 15
Editor: Fariz Fadhillah
