bakabar.com, BANJARMASIN – Megaproyek kereta api Kalimantan ruas Kalimantan Timur batal. Sebab, pemilik modal mengundurkan diri.
Investor proyek senilai Rp53,3 triliun itu adakah Russian Railways. Sebelum perang berkecamuk di Ukraina, investor asal Rusia itu mencanangkan pembangunan rel kereta sepanjang 203 km. Yang melintasi Kabupaten Penajam Paser Utara, Kabupaten Kutai Barat dan Kota Balikpapan batal.
“Surat pengunduran diri disampaikan langsung kepada pemerintah pusat pada 2020,” ujar Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) Kabupaten Penajam Paser Utara, Alimuddin seperti dikutip dari Antara, Jumat (4/3).
Sejumlah persiapan sebenarnya telah dilakukan pemerintah guna menunjang ibu kota negara baru. Di Penajam, misalnya, total luas lahan yang ditetapkan sebagai lokasi pembangunan jalur rel mencapai sekitar 140 hektare.
Lebih kurang 70 hektare lahan yang ditetapkan sebagai lokasi pembangunan jalur rel di Kelurahan Gunung Steleng dan Kelurahan Buluminung bahkan telah dibebaskan.
Lahan yang telah dibebaskan di Kawasan Industri Buluminung atau KIB tersebut guna pembangunan stasiun kereta api.
Adapun pembangunan jalur kereta api dikelola oleh PT Kereta Api Borneo (KAB) perusahaan patungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dengan Russian Railways.
Senada, PT KAB juga telah menyampaikan pembangunan rel kereta api di wilayah Kalimantan Timur batal. Kendati begitu, PT KAB tetap bakal berinvestasi di Penajam sekalipun bukan di sektor perkeretaapian.
“Khusus perkeretaapian akan dievaluasi PT Kereta Api Borneo, tapi tetap akan berinvestasi di wilayah Penajam Paser Utara,” katanya.
KALSEL JALAN TERUS?
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor masih berhasrat mencanangkan pembangunan rel kereta api. Terbaru, Paman Birin -sapaan akrabnya- melakukan pembicaraan dengan Brunei Darussalam.
Jumat 3 September 2021, Paman Birin bersama para gubernur se-Kalimantan, perwakilan Brunei Darussalam, dan pejabat terkait bertemu dalam Zoom Meeting, di Command Center, Banjarbaru.
Menurut Paman Birin, masyarakat sudah sangat merindukan kehadiran kereta api. Dia menyebut kehadiran kereta api di Banua akan memberikan dampak positif bagi sektor ekonomi.
Namun, kata dia, perlu usaha dan kerja keras dari semua pihak agar tujuan ini bisa terlaksana dengan baik.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Selatan Rusdiansyah mengatakan dalam Zoom Meeting, semua kepala daerah berkomitmen mendukung pembangunan jalur kereta api.
Zoom Meeting ini hanya permulaan. Setelah ini bakal ada pertemuan-pertemuan selanjutnya terkait presentasi jalur, mekanisme investasi, dan lainnya.
Pembangunan rel kereta api di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), memerlukan anggaran sebesar Rp24 triliun.
"Untuk kajian pembangunan kereta api sudah selesai dan ada di Kementerian Perhubungan. Jalurnya Banjarmasin-Tanjung sepanjang 213 Kilometer. nilai investasi diperlukan sebesar Rp24 triliun. Ini jumlah yang sangat besar," pungkasnya.
Dilengkapi oleh Syaiful Riki